CHAPTER 49

813 57 2
                                    

Happy Reading🎉

"Regal!"

Regal menoleh kearah Starla yang baru saja memanggilnya itu, dia mengusap puncak kepala Starla yang sedang bersandar di bahunya itu. Malam ini, mereka sedang berada di rooftop apartemen Starla.

"Apa, hmm?" tanya Regal.

Starla memilin ujung baju Regal. "Cita-cita kamu apa?"

"Nikah sama kamu," jawab Regal santai.

Starla memukul dada Regal, dia merengut kesal. "Aku nanya serius, ini!?"

Regal mengerutkan keningnya. "Aku juga jawab serius tadi, cita-cita aku itu nikah sama kamu."

Starla menahan senyumnya. "Cita-cita itu pengen jadi dokter, guru, polisi, pengusaha, atau apa gitu. Eh, kamu malah cita-citanya nikah!"

"Iya, aku pengen nikah sama kamu supaya aku jadi pangerannya kamu, pengen jadi bintangnya kamu juga." Regal menatap wajah Starla sambil tersenyum lembut.

"Jadi bintang? Gimana caranya coba?" tanya Starla, bingung.

"Nanti juga tau sendiri, aku nanti bakalan jadi bintang yang paling terang di hidup kamu," jawab Regal penuh makna.

"Gombal," cibir Starla.

Regal terkekeh, dia menyelipkan rambut Starla dibelakang telinga. "Kalau kamu cita-citanya jadi apa, Cantik?"

Starla tersenyum, dia menatap langit yang penuh bintang itu. "Aku pengen jadi penulis yang terkenal," ucapnya menggebu-gebu.

"Aamiin, semoga kamu jadi penulis yang terkenal nanti. Kalau udah jadi penulis terkenal, jangan lupa kamu harus buat cerita tentang kisah kita," ujar Regal.

Starla tertawa, sedetik kemudian matanya berbinar melihat bintang jatuh, dia kemudian menepuk lengan Regal. "Gal, buat permohonan cepet!? Ada bintang jatoh!?" pekiknya.

Regal tertawa melihat Starla yang menutup matanya sambil menggumamkan kata yang tidak ia ketahui. Lucu sekali, pikirnya.

"Gal, kamu nggak buat permohonan gitu?" tanya Starla.

"Aku udah ngomong tadi, aku pengen nikah sama kamu. Tuhan paling udah denger, aku tinggal mengaminkannya saja." Regal mengusap pipi Starla, "kalau memang jodoh pasti Tuhan kabulkan, tapi kalau nggak jodoh ya terima aja."

"Seberapa cintanya kamu sama aku?" tanya Starla dengan jantung yang berdebar-debar.

Regal tersenyum, dia kemudian menunjuk langit. "Coba hitung berapa banyak bintang itu!"

"Nggak bisa dihitung, lha! Kan banyak," jawab Starla, cepat.

Regal menjentikkan jarinya. "Nah, cinta aku ke kamu juga nggak bisa dihitung dengan angka. Pokoknya, sayang Arla banyak-banyak!"

Starla tersenyum malu, dia memukul lengan Regal. "Bisa aja, kamu!"

"Oh iya, kalau boleh tau, mama kamu dimana, La? Kok aku nggak pernah lihat," tanya Regal, penasaran.

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang