Happy Reading🎉
Saat ini, Starla sedang berjalan di area pemakaman. Disaat semua murid mengadakan konvoi kelulusan mereka, Starla lebih memilih untuk ke makam seseorang yang sangat ia rindukan kehadirannya. Tak lama kemudian, dia berhenti di makam yang bertuliskan---
REGAL ALVARO PRADIPTA
Bin
DEWA PRADIPTALahir : 15 Oktober 2000
Wafat : 16 Oktober 2019Dia berjongkok dan menaruh bunga lily yang dibawanya ke makam itu. Dia menatap nanar makam itu dengan rasa sesak yang membuncah dihatinya. Air matanya sudah mulai berlomba-lomba untuk keluar, namun sekuat tenaga dia tahan.
"Hai, apa kabar, Gal?" sapa Starla.
Starla mengusap nisan Regal, pandangannya mulai sayu. "Pasti baik-baik aja, kan? Pasti lo udah bahagia disana, kan?"
"Hari ini kita kelulusan, Gal. Alhamdulillah semua lulus. Kalo lo masih hidup, paling lo udah ikut ngerayain hari ini, pasti lo yang mimpin konvoi tadi. Lo 'kan ketuanya hehe," Starla terkekeh kaku. "Oh iya, gue bawa sesuatu buat lo."
Starla kemudian mengambil seragam Regal didalam tas nya. Seragam yang dikenakan Regal semasa hidupnya, Starla kemarin meminta Rigel membawanya dan hari ini Starla meminta tanda tangan ke semua sahabat Regal dan mencoret-coretnya agar Regal masih bisa merasakan kelulusan walaupun raganya sudah tak bernyawa.
Starla menunjukkan seragam itu dengan senyuman lebarnya, senyuman yang menyimpan luka.
"Gimana? Bagus 'kan, Gal? Lihat, tanda tangan gue ada ditengah-tengah, besar lagi. Itu artinya, gue selalu ada dihati lo, cinta lo ke gue itu besar. Iya 'kan, Gal? Pasti dong," ujar Starla yang diakhiri dengan kekehan mirisnya.
Dia kemudian meletakan seragam itu diatas makam Regal. Menatanya serapi mungkin.
"Gue pengen foto sama lo, cuman lo yang belum gue ajak foto tadi." Starla mengeluarkan ponselnya, dan membuka aplikasi kameranya. "Ayo foto, Gal. Senyum ya, yang manis. Satu ... Dua ... Tiga!"
Cekrek!
Dia berhasil mengambil fotonya bersama Regal, walaupun bukan raganya yang ia ajak berfoto. Namun, menurutnya sama saja, berfoto dengan Regal.
"Ayo, lagi-lagi! Kali ini pasang muka jelek ya, Gal. Nggak usah khawatir, maupun pasang muka jelek lo tetep ganteng kok dimata gue hehe," ujar Starla yang tentunya tidak akan mendapat jawaban apapun.
Starla memasang wajah jeleknya, kemudian memotretnya. Setelah itu, tumpah sudah air mata yang ditahannya sedari tadi. Dia memeluk makam Regal sembari menangis sesenggukan.
"Gue kangeeen banget sama lo, Gal. Gue hampir gila karena lo," isak Starla. "Kalau waktu bisa diputar, gue nggak bakalan pindah ke SMA Mandala dan berujung ketemu sama lo, Gal. Mungkin saat ini lo masih hidup, jika nggak ketemu gue."
"Nggak ada orang yang mencintai gue setulus lo dan ayah gue, Gal. Harusnya lo nggak usah nolongin gue, harusnya lo biarin aja gue yang ditabrak mobil," Starla semakin menangis histeris. "Lo masih punya banyak orang yang sayang sama lo, sedangkan gue? Cuma lo yang bener-bener sayang sama gue."
Starla memukul dadanya, mencoba mengenyahkan rasa sesak yang kian menjadi. "Sakit, sakit banget. Semua yang berhubungan dengan lo, bikin gue sedih."
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Dia laki-laki yang dulu mencintai ku dengan sangat tulusnya. Namun, aku sia-siakan keberadaannya karena ketidakpuasan ku dan segala ambisi ku tentang laki-laki lain yang lebih darinya. Padahal kenyataannya dialah yang terhebat." -Sta...