CHAPTER 69

1.8K 81 6
                                    

Happy Reading🎉

Regal sekarang sedang berada di taman yang berada di dekat apartemen Starla. Tadi, Starla memberikannya pesan untuk ketemuan di taman tersebut. Tak lama kemudian, Starla datang dan duduk disamping Regal.

"Ekhem, a-apa kabar, Gal?" tanya Starla basa-basi.

"Alhamdulillah baik, ada apa?" tanya Regal to the point.

Starla merogoh saku hoodie-nya, kemudian dia menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna hitam dengan tali merah diatasnya kepada Regal.

"Selamat ulang tahun ya, Gal. Maaf gue cuma bisa ngasih ini buat lo," ucap Starla dengan senyum manisnya.

Regal menerima pemberian Starla, dia memandangi kotak itu dengan senyum tipis yang tersungging di bibirnya. "Makasih," ujarnya.

Starla mengangguk, "maafin gue ya, Gal. Gue udah nyakitin lo."

"Gapapa, lupain aja. Toh, juga udah berlalu." Regal tersenyum menenangkan, "boleh gue buka?"

Starla mengangguk, "buka aja!"

Regal kemudian membuka kotak pemberian Starla tersebut, senyumnya merekah ketika melihat sebuah jam tangan. "Wow, bagus banget."

"Lo suka?" tanya Starla menahan senyumnya.

Regal mengangguk polos. "Suka bangettt, makasih ya."

Starla terkekeh, "iya, sama-sama. Sini, gue pasangin!"

Starla mengambil jam tangan itu, kemudian memasangkannya ditangan Regal. Senyumnya merekah sempurna ketika jam tangan pemberiannya terlihat sangat cocok ketika dipakai oleh Regal. Entah mengapa, Starla merasa jika mantan kekasihnya itu lebih ber-damage ketika memakai jam tangan.

"Ganteng," pujinya tanpa sadar.

Hal itu sontak membuat Regal memalingkan wajahnya, takut Starla menyadari jika dirinya sedang salah tingkah.

"Emang gue ganteng, dari dulu, lo nya aja yang ga nyadar."

Starla tertawa, "iyain."

"Mau jalan-jalan?" tawar Regal.

Starla mengangguk cepat. "Boleh."

"Yaudah, yuk!" Regal menggandeng tangan Starla menuju ke tempat dimana motornya ia parkir.

Setelah itu, mereka jalan-jalan mengelilingi kota. Sesekali mereka membeli jajanan dipinggir jalan. Tentu saja Starla yang mengajaknya.

Seperti saat ini, mereka berdua sedang membeli siomay keinginan Starla.

"Lo tau ngga, Gal, gue tuh dari dulu sukaaa banget sama siomay. Sampe-sampe dulu tuh gue nangis mohon-mohon sama ayah biar di beliin siomay." Starla bercerita dengan raut wajah yang berbinar.

Regal terkekeh, lalu dengan telaten dia mengelap ujung bibir Starla yang terkena saos. "Iya, tapi makannya pelan-pelan, dong, sampai belepotan kaya gini."

Starla terhenyak ditempatnya, sentuhan Regal membuat darahnya berdesir. Kemudian, dia memalingkan wajahnya. "Makasih," cicitnya.

Regal mengangguk. Pandangannya seketika terhenti kepada gerobak penjual permen kapas. Dia kemudian menoleh kearah Starla. "Lo mau permen kapas?"

"Emang ada?" tanya Starla.

Regal menunjuk gerobak yang berada di seberang jalan itu. "Ada, disana."

Dengan wajah berbinar, Starla mengangguk dengan cepat. "Mauuu."

Regal tertawa kecil, dia mengusap puncak kepala Starla. "Gemesin banget, sih," gumamnya.

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang