Happy Reading🎉
Dewa dan Lusi menunggu di depan ruangan Rigel. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan Rigel. Dewa dan Lusi segera menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan Rigel, Dok?" tanya Lusi.
"Rigel baik-baik saja, dia hanya kelelahan dan itu berdampak pada penyakitnya. Rigel hanya butuh istirahat yang cukup saja," jelas dokter tersebut.
"Apakah kami bisa melihat Rigel, Dok?" tanya Dewa.
Dokter itu mengangguk. "Boleh, Rigel juga udah siuman. Kalo begitu saya pamit dulu," ucap dokter tersebut yang diangguki oleh Dewa dan Lusi.
Setelah dokter itu pergi, Dewa dan Lusi pun masuk kedalam ruangan Rigel.
"Rigel," ucap Lusi sambil mengusap kepala Rigel, "Kamu gapapa, Nak? Ada yang sakit, hmm?"
Rigel menggeleng pelan. "Regal mana Ma?" tanyanya karena tak melihat keberadaan kakak kembarnya.
"Udah nggak usah pikirin anak begajulan itu, yang penting kesehatan kamu dulu, Rigel!" sahut Dewa.
"Papa nggak boleh ngomong gitu! Regal itu juga anak papa, dia juga yang nolongin aku tadi," ucap Rigel membela Regal.
"Sttt, udah ya! Sekarang Rigel istirahat aja, biar cepet sembuh," lerai Lusi.
Rigel menghela nafas, kemudian dia menangguk lalu dia tertidur. Dia diam-diam tersenyum tipis ketika mengingat betapa paniknya Regal tadi ketika dia hampir tak sadarkan diri. Gue tau lo masih peduli sama gue, Gal!
🍂🍂🍂
Starla panik karena hari ini dia bangun kesiangan karena marathon drakor semalam, dan kemungkinan dia akan terlambat datang ke sekolah.
Setelah sampai didepan SMA mandala, Starla mendengkus melihat gerbang sekolah yang sudah tertutup. Lalu dia terkejut saat tiba-tiba dia ditarik oleh seorang lelaki yang tak dikenalnya, karena orang itu masih menggunakan helm.
"WOY, LEPASIN GUE! WOY, SIAPA LO ANJING?! LEPASIN GUE!" pekik Starla kepada lelaki itu, yang seenaknya menyeret Starla menuju ke belakang sekolah. Starla jadi parno sendiri, atau jangan-jangan lelaki itu mau berbuat yang tidak-tidak kepada dirinya?
"WOY, LEPASIN GUE NGGAK?! ATAU GUE--"
"Mau apain gue? Mau cium? Sini cium gue!" ucap lelaki itu setelah membuka helm nya dan menepuk-nepuk pipinya.
Mata Starla melotot. "REGAL!!!"
Ya, lelaki yang menyeret Starla adalah Regal. Dia juga terlambat datang hari ini, karena dia tadi pulang kerumah dulu untuk memakai seragam, karena semalam dia menginap di apartemen Doni.
"Apa sayang? Gak jadi cium gue?" tanya Regal santai.
Starla menampar pipi Regal, yang membuat Regal meringis sambil mengusap pipinya yang berdenyut. "Sayang-sayang pala lo peyang?! Makan tuh cium. Kenapa lo bawa gue kesini?!" Starla menatap Regal waspada, "Atau jangan-jangan ... lo mau apa-apain gue lagi?!" pekiknya.
Regal tersenyum menggoda, "Wahh ide bagus tuh? Mumpung sepi!" ucapnya menggoda sambil menaik turunkan alisnya.
Starla melotot, "jangan macem-macem ya lo? Atau gue teriak!?"
"Teriak aja!" ucap Regal menantang.
"TOLONG! TOLONG! SIAPAPUN TOLONGIN GUE! DISINI ADA OM-OM GENIT! TOLONG!" teriak Starla.
Regal melotot. "Apa lo bilang? Gue om-om genit?"
Starla menghiraukan perkataan Regal, "TOLONG! TOLONG! TO--"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Dia laki-laki yang dulu mencintai ku dengan sangat tulusnya. Namun, aku sia-siakan keberadaannya karena ketidakpuasan ku dan segala ambisi ku tentang laki-laki lain yang lebih darinya. Padahal kenyataannya dialah yang terhebat." -Sta...