Happy Reading🎉
Sepulang sekolah, Regal mengendarai motornya menuju rumahnya. Namun, ketika ditengah jalan, dia menghentikan motornya ketika melihat mobil seseorang yang sangat ia kenali.
"Kok kayak mobil papa," gumam Regal.
Regal melepaskan helm-nya, dia kemudian turun dari motornya. "Iya, itu mobil papa."
"ARRGHHH."
Regal terhenyak ketika mendengar suara teriakan papanya, dia kemudian berjalan menghampiri mobil itu. Matanya membelalak ketika melihat papanya dipukuli oleh beberapa orang berbaju hitam. Orang-orang itu seperti begal.
"WOY, BERHENTI!!!" teriak Regal.
5 orang yang memukuli papanya kini berganti menatap kearah dirinya. Dewa pun menatap Regal dengan sisa kesadarannya.
"Nggak usah ikut campur lo," ucap salah satu orang tersebut.
Regal menggeram, apalagi melihat wajah papanya yang penuh dengan luka. "Banci lo semua, beraninya keroyokan!"
Kelima orang itu menatap Regal nyalang. "Lo pergi sekarang, atau lo bakalan mati ditangan kita."
"PERGI, GAL. TINGGALIN PAPA SENDIRI," teriak Dewa susah payah.
"Nggak, Regal nggak bakalan tinggal diam lihat papa di keroyok kayak gini," bantah Regal.
"Oh, jadi dia papa lo?" tanya salah satu orang tersebut.
"Bacot," geram Regal.
Kemudian dia berlari dan menyerang mereka berlima sendirian. Dia tak takut walaupun salah satu dari mereka membawa senjata tajam sekalipun. Regal memukuli mereka membabi buta, dia sesekali menghindar ketika pisau diarahkan kepadanya. Tiga orang telah dikalahkan oleh Regal, kini Regal tinggal menghadapi dua orang lagi.
Mereka terus menyerang Regal, hingga salah satu dari mereka berhasil menyayat lengan Regal dengan pisau yang dibawanya. Regal tak peduli bahwa lengannya mengeluarkan darah yang sangat banyak, dia terus memukuli kedua orang itu tanpa ampun.
Satu orang telah dikalahkannya, kini dia tinggal melawan satu orang yang menyayat lengannya tadi. Tak peduli rasa sakit di lengan nya semakin terasa, Regal terus memukuli orang itu tanpa ampun. Dia mematahkan tangan yang berani-beraninya menyayat lengannya tadi. Orang itu berteriak kesakitan, namun Regal mengabaikannya. Dia kemudian mengambil pisau itu, lalu menyayati kedua lengan orang itu dengan begitu kejamnya. Inilah sisi iblis Regal. Tenang, dia tak akan membunuh lawannya, paling parah dia akan membuat lawannya koma saja.
"Tangan ini, tangan yang buat lengan gue berdarah," desis Regal. Dia menusuk-nusuk tangan orang itu dengan pisau, membuat orang tersebut mengerang kesakitan.
Dewa terpaku ditempatnya, meskipun kesadarannya sudah hampir hilang, tapi dia masih bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan Regal.
"Gue benci sama wajah lo, udah jelek, belagu lagi," ucap Regal lirih namun penuh penekanan.
Dia mengarahkan pisaunya ke wajah orang itu, kemudian mulai menggambar abstrak di wajah orang itu. Persetan dengan bau anyir yang menyengat, Regal malah menyukainya.
"REGAL," teriak Dewa. Ia berharap Regal menghentikan aksinya sebelum Regal membunuh orang itu.
Regal menoleh kearah papanya sekilas, dia kemudian fokus kearah korbannya lagi. Dia mendengkus kesal melihat korbannya yang sudah pingsan, padahal ini baru permulaan.
"Ini yang terakhir," gumamnya sebelum menancapkan pisau itu ke perut korbannya.
Dia kemudian berjalan mendekati papanya, seragamnya sudah penuh darah dari lengannya maupun dari darah korbannya. Dia memangku kepala papanya diatas pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Dia laki-laki yang dulu mencintai ku dengan sangat tulusnya. Namun, aku sia-siakan keberadaannya karena ketidakpuasan ku dan segala ambisi ku tentang laki-laki lain yang lebih darinya. Padahal kenyataannya dialah yang terhebat." -Sta...