CHAPTER 70 [END]

2.6K 87 14
                                    

Happy Reading🎉

"Keadaan pasien cukup parah, ada pendarahan di otaknya dan peluang hidupnya hanya sedikit."

Hancur.

Ucapan dokter barusan membuat mereka semua hancur. Terlebih Starla yang hampir limbung jika tidak ditahan oleh Rigel.

"Regal ... nggak mungkin," raungnya.

Doni mengepalkan tangannya, dia menarik kerah dokternya dengan mata yang memerah menahan tangis.

"Dokter bohong, kan?! Sahabat saya baik-baik aja, kan, Dok?!" bentaknya diiringi dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

Gio menarik Doni, hingga cengkeramannya dikerah dokter itu terlepas. "Don, sabar!"

"REGAL, GI. DIA SEKARAT!?" teriaknya.

"DIA KUAT, LO NGERAGUIN DIA?!" bentak Gio dengan mata yang memerah. Hal itu membuat Doni terdiam sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Regal ... anak ku," raung Lusi yang berada didekapan Dewa.

"Apa boleh kita masuk, Dok?" tanya Dewa parau.

Dokter mengangguk. "Silahkan."

Mereka semua kemudian berbondong-bondong masuk kedalam ruangan Regal. Semua tak kuasa menahan air mata ketika melihat Regal yang terbujur kaku diatas brankar dengan alat-alat yang menempel ditubuhnya. Mereka kemudian mendekat dan mengelilingi Regal.

"Regal, anak mama. Bangun, Nak! Jangan buat mama khawatir," ujar Lusi histeris.

Doni memalingkan wajahnya, perasaannya benar. Dia memang mempunyai insting yang kuat. Baru saja dia menghubungi Regal tadi, tapi kemudian dia mendapat berita bahwa Regal kecelakaan.

"Gal, bangun, yuk. Lo cinta sama gue, kan? Jangan tinggalin gue ya, Gal!" bisik Starla sesenggukan disamping Regal.

"Bangun, Gal. Gue juga cinta sama lo. Jangan tinggalin gue," lanjutnya semakin histeris.

Tak lama kemudian, mata Regal mengerjap pelan. Semua yang berada di ruangan tersebut tersenyum haru, mereka optimis Regal bisa sembuh dan kembali bersama mereka.

"Regal ... mana yang sakit, Nak?" tanya Lusi.

Regal menyunggingkan senyum tipisnya. "Re-gal gapa-pa, Ma," ucapnya susah payah.

"Regal," cicit Starla. "Maafin gue, Gal."

"Ja-ngan minta ma-af, ini u-dah tang-gung jawab gu-e ... buat jaga-in lo," jawab Regal.

Starla menangis histeris, dia menatap nanar Regal. Laki-laki yang tulus mencintainya, namun dengan tololnya dia kecewakan. Laki-laki yang pernah meratukannya, namun dia sia-siakan keberadaannya. Tapi, setelah semua apa yang dia lakukan, Regal masih tetap care kepadanya.

"Lo nggak bakalan ninggalin gue, kan, Gal?" bisik Starla sambil sesenggukan.

"Gu-e capek," jawab Regal.

Starla semakin histeris, dia meremas sprei dengan kuat. "Nggak, lo nggak boleh ninggalin gue, Gal."

"Sa-kit."

"Lo nggak boleh mati," tegas Starla.

"Gue cinta sama lo."

"Kalo lo cinta sama gue, jangan tinggalin gue," raung Starla.

"Gal, lo harus kuat. Lo nggak boleh ninggalin gue, Gal!" sahut Rigel dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kembaran gue, udah cukup penderitaan gue selama ini. Uhuk, gue udah capek," jawab Regal.

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang