CHAPTER 66

1.2K 76 4
                                    

Happy Reading🎉

Regal saat ini sedang berada di markas The Brandals. Dia duduk di pojok ruangan sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba dua sahabatnya datang menghampirinya, dan duduk disampingnya.

"Rokok, Gal?" tawar Gio.

Regal menggeleng. "Nggak dulu."

Doni mengernyit bingung. "Aneh deh lo, Gal. Gue lihat akhir-akhir ini lo nggak pernah ngerokok."

Yang diucapkan Doni barusan memang sepenuhnya benar. Regal sudah tidak pernah merokok akhir-akhir ini. Masalahnya, hidup dengan satu ginjal membuat Regal harus memperhatikan pola hidupnya. Dia sudah tidak boleh merokok, begadang, dan makan makanan yang asin.

Regal melirik Doni sekilas, kemudian memainkan ponselnya kembali. "Gue nggak papa, Don. Cuma mau belajar nggak ngerokok aja, takutnya nanti gue ketergantungan," alibinya.

Regal bangkit dari duduknya, dia berjalan mengambil air putih dan segera meneguknya. Dia harus benar-benar menjaga kesehatan satu ginjalnya ini agar bisa bertahan hidup.

Selesai minum, Regal kembali ketempat duduknya.

"Hari Selasa, lo semua free 'kan?" tanya Regal.

"Emang kenapa?" tanya Doni.

Regal menyandarkan tubuhnya di sofa. "Gue mau lo kumpulin semua anggota The Brandals. Gue mau bantu anak-anak panti asuhan sama anak jalanan, gue cuma minta kalian buat bantu gue bagiin ke mereka aja."

Gio seketika tersedak ludahnya sendiri mendengar ucapan Regal. Dia terbatuk sambil menepuk dadanya agar rasa sesaknya menghilang. Sedangkan, Doni hanya menatap Regal dengan tatapan anehnya.

"Beneran? Kesambet apa, lo?" heran Gio.

Regal memutar bola matanya malas. "Gue mau jadi baik aja lo katain, Setan!"

Doni terkekeh melihat wajah kesal Regal, dia kemudian menepuk bahu Regal. "Gue setuju, Gal. Nanti gue kasih tau anak-anak lainnya."

Regal mengangguk, dia kemudian berdiri dan memakai jaketnya.

"Mau kemana lo?" tanya Doni.

"Mau keluar, sebentar." Regal berjalan keluar dari markas, dan segera mengendarai motornya.

Dia tak tahu kemana arah tujuannya saat ini. Entah mengapa perasaannya tidak enak sejak tadi, dia ingin melepas penatnya dengan jalan-jalan menikmati angin malam yang menyejukkan ini.

Regal berdecak ketika bayangan Starla terlintas di pikirannya. "Nggak capek apa lo, La? Menari-nari dipikiran gue terus."

Regal mendengkus. "Dikira gue kangen lo apa? Ya ... iyalah anjir."

"Tapi, dia udah jadi mantan gue. Dosa nggak ya, kangen sama mantan?" gumam Regal.

Regal menggelengkan kepalanya. "Sial, gue kangen banget sama dia. Bodo amat dah, samperin apartemennya aja kali, ya?"

Regal mengangguk, dia kemudian menjalankan motornya menuju apartemen Starla. Namun, ketika sampai di pertigaan dekat apartemen Starla, Regal melihat seorang perempuan yang dihadang 2 orang preman. Regal menajamkan matanya, perempuan itu seperti ... Starla?

Regal yakin itu Starla, karena perempuan itu membawa boneka doraemon yang persis Regal kasih ke Starla waktu anniversary hubungan mereka yang ke-2. Regal melotot ketika Starla ditarik paksa oleh kedua preman itu, dia kemudian memarkirkan motornya dipinggir jalan dan langsung berlari kearah Starla.

"WOY, LEPASIN DIA!?" teriak Regal.

Kedua preman itu menoleh kearah Regal, Starla pun menoleh dengan air mata yang mengalir deras dan masih memberontak dari kedua preman itu.

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang