CHAPTER 33

784 72 0
                                    

Happy Reading🎉

Regal sekarang duduk di balkon sembari melihat pemandangan bintang di malam ini. Dia tersenyum tipis ketika bayangan Starla muncul dipikirannya. Regal tak pernah merasakan ini sebelumnya, dulu dekat dengan perempuan saja dia tidak mau. Baru saja Regal mengantar Starla pulang tadi, tapi sekarang dia sudah rindu kepada gadisnya itu. Sebucin itu Regal kepada Starla.

Dia bangkit dari duduknya, kemudian dia berjalan menuju lemari untuk mengambil hoodie miliknya. Setelah memakainya dia mengambil dompet dan ponselnya, kemudian dia masukan kedalam saku celananya. Lalu dia mengambil kunci motornya dan berjalan keluar.

"Mau kemana, Nak?" tanya Bi Ima ketika berpapasan dengan Regal.

Regal tersenyum, "mau ke rumah Starla, Bi."

Bi Ima tersenyum lembut sembari menepuk bahu Regal. "Hati-hati ya, Nak."

"Siap, Bi," jawab Regal sambil memberikan hormat kepada Bi Ima.

Setelah itu dia berjalan turun menuju garasi, namun ketika dia melewati ruang tamu, suara bariton papanya membuat dia menghentikan langkahnya.

"Mau kemana kamu, Regal?" tanya Dewa.

"Keluar," jawab Regal singkat.

"Daripada keluyuran nggak jelas, mending kamu jagain adek kamu, dia lagi sakit sekarang. Mama sama papa mau pergi makan malam sama rekan bisnis," sahut Lusi.

Kemudian dua orang itu berjalan keluar sebelum Regal menjawab ucapan mereka, seolah tak mau Regal menolak. Regal menghela nafas, kemudian dia berdecak.

"Sial, gagal gue ketemu sama Arla," gerutu Regal. "Nyusahin aja si Rigel!"

Regal dengan berat hati berjalan menuju kamar kembarannya. Dia membuka pintu kamar Rigel dan menemukan Rigel yang sedang meringkuk diatas kasur.

Regal berjalan mendekati Rigel, dia memegang dahi Rigel. "Buset, panas banget, anying," Gumamnya.

Rigel yang merasa terganggu pun membuka matanya dan menemukan Regal disampingnya. "Kenapa, Gal?" tanyanya dengan suara seraknya.

Regal menggeleng. "Gapapa, badan lo panas, tuh! Udah minum obat belom?"

"Udah tadi," jawab Rigel lirih.

Regal berdecak. "Nyusahin banget, sih, lo. Bikin gue gagal ketemu Starla aja," kesalnya.

"Kalo lo mau ketemu Starla, tinggalin gue aja, Gal. Gue gapapa," ucap Rigel.

Regal menatap Rigel sinis, segampang itu Rigel berbicara? Belum pernah saja dia rasanya di pukuli Dewa, pikir Regal.

"Sebenernya mau gue juga gitu," jawab Regal ketus.

"Yaudah sana temuin Starla, kenapa masih disini?" tanya Rigel, bingung.

"Nggak usah banyak bacot lo. Sana tidur lagi!" sentak Regal.

Regal kemudian duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Rigel menatap Regal dengan pandangan sendu, tapi bibirnya mengukir senyum tipis.

Gue tau lo masih peduli sama gue, Gal.

Rigel kemudian memejamkan matanya, tak lama kemudian dia sudah masuk kealam mimpinya.

Regal yang mengetahui Rigel sudah tertidur pun berjalan menelusuri kamar Rigel yang sudah lama tidak ia masuki itu, bahkan sudah bertahun-tahun. Langkahnya tiba-tiba berhenti pada salah satu foto yang terpajang di dinding kamar Rigel. Dalam foto itu terdapat dua anak kecil yang sedang berpelukan sembari tersenyum lebar. Itu fotonya dengan Rigel.

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang