Happy Reading🎉
"KENAPA RIGEL BISA BEGINI?!" amuk Dewa kepada Regal.
Regal diam. Dia menyeka darah yang keluar dari ujung bibirnya, kemudian dia menunduk.
"Ini semua pasti gara-gara kamu!? Kamu itu sumber dari segala masalah!? Dasar anak pembawa sial!" bentak Lusi sambil menunjuk Regal dengan air mata yang mengalir deras, Dewa langsung mendekap tubuh Lusi.
Hati Regal sakit, mendengar perkataan mamanya. Mamanya, perempuan pertama di dunia ini yang dia cintai setega itu berbicara bahwa dirinya adalah anak pembawa sial. Jadi, seperti itu Regal dimata orang tuanya. Tapi Regal diam, dia tak mungkin melawan mamanya, bagaimana pun juga surga Regal berada ditelapak kaki mamanya.
"Maaf," ujar Regal lirih, dengan mata yang memerah.
Dewa menatap tajam Regal, sedangkan Lusi masih menangis didekapan Dewa.
"Pergi kamu dari sini! Saya muak sama kamu!? Kalau sampai terjadi apa-apa sama Rigel, kamu orang yang saya cari pertama kali!?" ucap Dewa pelan namun penuh ancaman.
Regal mendongak. "Saya pergi," ujarnya kemudian dia beranjak pergi dari sana.
Tak terasa air mata Regal lolos begitu saja, dia menyekanya dengan kasar. Tidak, dia tidak boleh seperti ini! Dia harus kuat! Bukankah ini bukan yang pertama kali? Kan udah terbiasa!
Regal terkekeh miris. "Cengeng banget gue," ucapnya. "Lemah."
Sesampainya di parkiran, Regal naik keatas motornya kemudian memakai helm nya. Sebelum menyalakan motornya, dia melihat gedung rumah sakit yang menjulang tinggi dihadapannya itu.
"Semoga lo cepet sembuh Gel. Gue sayang lo, kalo lo sakit, gue lebih sakit, Gel. Maafin gue," ujarnya lirih.
Regal kemudian menyalakan motornya, kemudian menjalankan motornya menuju ke apartemen Doni.
🍂🍂🍂
Ting tong! Ting tong! Ting tong!
Doni yang sedang bermain PS bersama Gio pun berdecak, padahal bentar lagi dia akan mengalahkan Gio, tapi karena seseorang yang memencet bel tanpa sabar itu, dia harus kalah dengan Gio.
"BENTAR!!!" teriak Doni dongkol, kemudian dia bangkit dan berjalan untuk membukakan pintu kepada tamu itu.
"Regal!" ucap Doni setelah tau bahwa yang datang adalah Regal.
"Kenapa nggak langsung masuk aja? Kan lo tau password apartemen gue, Gal!" kesal Doni, karena gara-gara Regal, dia harus menerima kekalahan main PS bersama Gio.
"Males," ucap Regal singkat, kemudian menggeser tubuh Doni agar dia dapat masuk.
"Dasar tamu nggak tau diri lo. Belum gue ijinin masuk juga, udah masuk duluan! Ehh, tapi temen-temen gue emang gak tau diri semua, sih!" dumel Doni.
"Gue denger," ucap Regal yang sudah duduk di sofa depan tv.
Doni nyengir. "Ampun bang jago," ucapnya sambil menangkupkan kedua tangannya didepan dada, lalu duduk di karpet depan tv.
Regal memutar bola matanya malas, "Gue pinjem baju lo, Don!" ujar Regal.
"Ambil aja sana dilemari, Bro! Biasanya juga kagak ijin kalo minjem! Udahlah anggep apartemen sendiri aja!" ucap Gio yang sedang bermain ponsel.
"Ini sebenernya yang punya apartemen gue apa lo sih, Gi?" tanya Doni heran.
Gio nyengir. "Damai bro damai!"
Doni memutar bola matanya malas. "Ambil aja dilemari, Gal! Inget, jangan pake baju spongebob gue!" peringatnya kepada Regal.
Regal berdiri. "Gue juga ogah pake baju spongebob lo, Don!" cibirnya, kemudian beranjak pergi menuju kamar Doni untuk mengganti seragam sekolahnya dengan baju milik Doni.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Dia laki-laki yang dulu mencintai ku dengan sangat tulusnya. Namun, aku sia-siakan keberadaannya karena ketidakpuasan ku dan segala ambisi ku tentang laki-laki lain yang lebih darinya. Padahal kenyataannya dialah yang terhebat." -Sta...