CHAPTER 16

860 83 0
                                    

Happy Reading🎉

Tak terasa dua jam sudah Starla mengajari mereka bertiga, namun usahanya tidak sia-sia. Terbukti mereka bertiga sudah mulai bisa berbahasa inggris, dari cara pengucapannya maupun mengartikannya.

Sekarang mereka berempat sedang makan, makanan yang sudah mereka pesan.

"Makasih ya, La. Berkat lo gue udah mulai bisa bahasa inggris, nih!" ucap Gio bangga karena sedikit demi sedikit dia bisa berbahasa inggris.

Starla terekekeh kemudian dia mengangguk. "Sama-sama, Gi. Kalo mau belajar bahasa inggris lebih mudah dan cepet, lo bisa kok lihat youtube, cari lagu bahasa inggris biasanya nanti ada lirik sama artinya. Nah, lo bisa tuh denger lagu sambil belajar bahasa inggris!"

Gio mengangguk semangat. "Oke, siap!"

"Lo kok pinter bahasa inggris sih, La? Gue yang blesteran merasa insinyur," ucap Doni, karena memang dia adalah blesteran Indo-Amerika. Tapi, karena dia jarang ke Amerika, dia tidak bisa berbahasa inggris dengan lancar.

Gio menonyor kepala Doni. "Insekyur bro, bukan insinyur!"

Doni nyengir. "Ya, itu maksud gue!"

"Jadi," Regal menjeda ucapannya. "Kenapa lo bisa lancar bahasa inggris, La?"

Starla terlihat sedang berpikir. "Emm, mungkin karena gue suka bahasa inggris dari gue kecil, jadi ya gue belajar," jelasnya.

Mereka mengangguk mengerti.

Starla melihat ke arah luar, yang ternyata langit sudah mulai mendung. "Eh, kayaknya mau hujan, deh!" ucap Starla.

Mereka sontak melihat ke luar. "Iya, kayaknya mau hujan. Gue anterin lo pulang, ayo! Nanti keburu hujan," ucap Regal sembari menaruh beberapa lembar uang seratus ribuan diatas meja. "Bayarin! Nanti kembaliannya buat lo berdua."

Gio dan Doni mengangguk semangat, tak lupa senyuman lebar yang menghiasi wajah mereka masing-masing. "Siap, Bos!"

Setelah itu Regal dan Starla pun berjalan keluar dari cafe Remora.

Regal mengantarkan Starla pulang, namun ditengah perjalanan, hujan turun dengan deras, sontak Regal menghentikan motornya di halte terdekat, untuk berteduh. Dia bisa saja nerobos hujan, namun masalahnya dia sekarang lagi bersama Starla, dia tak mau Starla sakit karena hujan-hujanan.

Mereka duduk di halte tersebut. "Kita neduh sebentar ya, La. Nunggu hujannya reda dulu," ucap Regal.

Starla mengangguk, "iya."

Starla merasa kedinginan karena dia hanya memakai kaos saja hari ini, dia menggosok-gosokkan tangannya, dan semua itu tak luput dari pandangan Regal.

"Lo kedinginan, La?" tanya Regal.

Starla mengangguk.

Sebagai lelaki yang cukup peka, Regal pun melepas jaketnya kemudian dia memakaikan jaket itu kepada Starla.

Starla merasa tidak enak kepada Regal, pasti Regal juga kedinginan kalo jaket Regal ia pakai.

"Nggak usah, Gal. Lo pasti juga kedinginan." Starla mencoba melepas jaket itu, namun Regal segera menahannya.

"Nggak usah khawatirin gue, La. Yang penting itu kesehatan lo. Gue nggak mau lo sakit karena kedinginan," ucap Regal.

Starla tersenyum tipis, Regal terlalu perhatian kepadanya, namun kenapa dia tidak jatuh hati kepada Regal? Dia malah jatuh hati kepada kembarannya, Rigel.

"Makasih, Gal. Lo baik banget," ucap Starla.

"Atas dasar apa lo nilai kalo gue baik?" tanya Regal sambil menaikan satu alisnya.

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang