CHAPTER 10

1K 97 1
                                    

Happy Reading🎉

Malam ini Regal, Gio, dan Doni sedang berada di apartemen Doni. Regal sedang berkaca didepan cermin kecil, Gio yang sedang asik membalas chat para pacar-pacarnya, sedangkan Doni yang menonton TV sambil memakan kacang.

Regal menyugar rambutnya kebelakang, dia menatap dirinya didepan cermin. "Buset, ganteng banget gue. Jefri Nichol mah lewat!" ucapnya percaya diri.

Doni melempar kulit kacang kearah Regal. "Nggak usah pede lo, Gal! Jijik gue dengernya, gantengan juga gue!"

Kini gantian Gio yang menonyor kepala Doni. "Lo juga pede, bego! Udahlah, gak usah pada ribut! Biar adil, gue aja yang paling ganteng diantara kita semua!"

"Nonjok orang dosa nggak sih?!" ujar Doni geregetan sambil mengepalkan tangan kanannya.

"Tega banget lo, mau nonjok gue," Gio mengusap dadanya dramatis.

"Muka lo tonjok-able banget soalnya, Gi. Gue aja juga pengen nonjok lo," sahut Regal

"Astaghfirullah, kalian ini berdosa banget!" ucap Gio dramatis sambil mengusap matanya dengan tangannya seolah-olah mengusap air matanya, padahal mah enggak!

Doni mendorong pundak Gio, "Kamu jangan solimi!" ujarnya ikut-ikutan mendramatisir.

Regal menonyor kepala Gio dan Doni, "Solimi, solimi! Solehah lo?!" kemudian mereka bertiga tertawa dengan candaan garing mereka.

"Gue ada pantun, nih," ucap Gio.

"Apa?" tanya Doni.

"Ke apotik beli salep," ujar Gio.

"Cakep," sahut Regal dan Doni serempak.

"Iya, gue tau gue cakep," lanjut Gio sambil menyugar rambutnya.

Regal menarik kerah baju Gio, bersama dengan Gio yang tengilnya mode on membuat Regal darah tinggi saja. "Sini lo gelud sama gue, Gi!"

Gio tertawa terbahak-bahak sambil menangkupkan kedua tangannya di depan. "Damai bro, damai haha."

Regal melepaskan kerah Gio dengan kasar. "Untung temen gue lo, Gi!"

Gio menatap Regal sinis. "Emang gue temen lo, Bro?"

Mata Regal melotot, sedangkan Doni tertawa ngakak ditempatnya. "Jadi selama ini kamu nganggep aku apa, Gio?" ujarnya mendramatisir.

Oke, mungkin virus alay Gio sudah menular tubuh Regal.

Gio menonyor kepala Regal. "Jijik, kampret!"

"Jangan sentuh aku, Mas! Aku jijik, jijik aku mas!?" ucap Regal semakin menjadi sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"WOY, HP GUE AIPON!" teriak Doni yang sejak tadi diabaikan.

Regal dan Gio menoleh kearah Doni, kemudian menatap Doni datar. "Terus gue peduli gitu, Don? Engga," ujar Regal.

Gio mengangguk, sedangkan Doni memasang muka sedihnya, "KU MENANGISSSS---" ujar Doni, bernyanyi.

"MEMBAYANGKAN---" sahut Regal.

"BETAPA KEJAMNYA---" timpal Gio.

"DIRIMU ATAS DIRIKU!" ujar Doni.

"KAU DUAKAN CINTA INI---" ucap Regal.

Gio mengambil remot TV sebagai mikrofon nya. "KAU PERGI BERSAMANYA, OOOOOUOOOO!!!"

Kemudian mereka bertiga tertawa.

Regal geleng-geleng kepala, "Punya temen kagak ada yang waras, heran."

Gio dan Doni menonyor kepala Regal. "Lo juga tolol!?" ucap mereka serempak.

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang