CHAPTER 47

751 53 12
                                    

Happy Reading🎉

Regal, Gio, dan Doni saat ini sedang duduk dibangku mereka masing-masing. Mereka menunggu bel masuk berbunyi, namun tak kunjung berbunyi. Gio yang merasa sangat bosan pun menggebrak mejanya, membuat Regal dan Doni terlonjak kaget.

"Eh, anjing. Ngagetin ya, lo!" umpat Doni sembari mengelus dada-nya.

Regal meninju lengan Gio, membuat sang empu meringis kesakitan. "Kalo mau ribut nggak gini caranya, Gi."

Gio nyengir sambil menunjukkan dua jarinya yang membentuk tanda peace. "Damai, Bro."

Regal dan Doni hanya memutar bola matanya malas menghadapi Gio yang sedikit absurd itu.

"Ayok ke kantin, yok! Dari tadi belom bel juga, bosen gue nungguin," ucap Gio, lesu.

"Gasss!" Regal berdiri, diikuti oleh  kedua sahabatnya. Kemudian mereka berjalan menuju kantin.

Namun baru saja mereka sampai di teras kelas, bel tanda dimulainya pelajaran berbunyi. Mereka berdecak kesal.

"Sialan, giliran mau ke kantin aja malah bel," kesal Gio.

Regal melihat jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya. "Kita udah telat tiga detik, Gi! Mending bolos aja," ujarnya sembari menepuk bahu Gio.

"Wahhh, ide yang sangat bagus, Bro." Gio meninju lengan Regal sembari tersenyum lebar, "udah lama juga kita kaga bolos."

"Punya temen, kaga ada yang waras perasaan." Doni hanya bisa mengusap dada-nya sembari merapalkan beribu kata sabar dalam hatinya.

Mereka kemudian menuju ke kantin dengan Regal yang memimpin perjalanan. Regal berjalan dengan wajah datarnya, Gio yang sibuk tebar pesona kepada para perempuan, sedangkan Doni hanya memutar bola matanya malas melihat kelakuan Gio.

Namun, ketika melewati belokan, Regal tak sengaja menabrak seseorang, membuat orang yang ditabraknya itu jatuh terduduk dilantai.

"ADUH!!!" pekik perempuan yang ditabrak Regal itu.

"Ghea, maafin gue. Lo gapapa, kan?" ucap Regal sambil berjongkok dihadapan Ghea yang tak lain adalah orang yang ditabrak oleh Regal.

Ghea mendongak menatap Regal, dia kemudian memegang kakinya. "Kayanya gue keseleo deh, Gal. Kaki gue sakit banget."

"Cuihh, drama queen," gumam Gio yang mengerti bahwa itu adalah akal-akalan Ghea saja. Dia cukup tau, karena dia bisa membedakan mana yang sungguhan dan mana yang hanya ingin caper saja.

"Yaudah, ayo gue anter ke UKS!" ujar Regal, panik.

"Gimana gue jalannya?" tanya Ghea.

Regal terdiam sejenak. "Gue gendong."

Gio membelalakkan matanya, "eh, biar gue aja yang gendong, Gal!"

Ghea menatap Gio bengis. "Gue nggak sudi di gendong kadal kayak, lo."

Gio melotot kearah Ghea. "Sialan, udah dibantuin, malah ngatain. Definisi orang gak tau diri, ya, gini!"

"Biar gue aja yang gendong. Kan, gue yang bikin dia jatoh. Kalian ke kantin duluan aja!" Regal kemudian menggendong Ghea ala bridal style menuju UKS. Sedangkan, kedua sahabatnya memilih menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

Namun, ketika melewati lapangan, Regal tak sengaja melihat Starla yang sekarang sedang melihatnya dengan tatapan yang tak bisa Regal artikan. Hari ini memang jadwal penjas kelas 12 IPA 2, makanya Starla saat ini berada di lapangan. Regal menghentikan langkahnya, dia kemudian saling beradu pandang dengan Starla selama beberapa detik. Hingga sampai akhirnya Ghea mengetahuinya.

"Aduh, Gal! Kaki gue sakit," ringis Ghea, sembari melirik kearah Starla.

Regal memutuskan kontak matanya dengan Starla, dia menunduk menatap Ghea yang berada digendongannya. Dia menghela nafas, kemudian melanjutkan langkahnya menuju UKS.

Maafin aku, Starla!

Setelah sampai di UKS, Regal mendudukkan Ghea diatas salah satu brankar yang ada disana. Dia mengambil kotak P3K, lalu ia serahkan kepada Ghea.

"Nih, lo bisa obatin sendiri, kan?" tanya Regal. Dia ingin sekali menghampiri Starla, dan menjelaskan semuanya. Dia hanya tak ingin Starla salah paham dengannya.

Ghea menatap Regal, kemudian dia menunduk menatap tangannya. "Tangan gue juga sakit, Gal. Kayaknya keseleo waktu gue coba buat nahan badan gue sebelum jatoh tadi," alibinya.

Sebenarnya, tangan Ghea tidak sakit sedikitpun. Dia tahu bahwa Regal ingin pergi untuk menemui Starla, makanya ia menahan kepergian Regal. Ia akui ini egois, tapi nyatanya dia masih mencintai kekasih Starla itu. Dia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Berkali-kali dia mendekati Regal, namun dia selalu di cuekkan. Dan sekarang dia ingin merasakan perhatian dari Regal.

Regal menghela nafas, kemudian dia duduk dikursi sambil menghadap kearah Ghea. "Yaudah, sini gue obatin!"

Ghea mengangguk. Regal kemudian mulai mengobati kaki Ghea, dia mengurutnya dengan minyak. Dia bisa mengurut, karena dia sudah terbiasa mengurut sendiri kaki atau tangannya yang keseleo sehabis berkelahi.

Ghea menatap Regal dengan senyum yang ia tahan. Ia tak menyangka jika Regal mengobatinya. Walaupun ini cuman akal-akalannya, namun dia sangat bersyukur bisa berdekatan dengan Regal.

Regal sedikit bingung dengan Ghea. Tadi Ghea bilang kakinya sakit, tapi ketika dia mengurutnya, Ghea tak menjerit atau meringis kesakitan sekalipun. Namun, dia mencoba positif thingking. Mungkin Ghea menahan rasa sakitnya, pikirnya.

"Coba lo gerakin kaki lo, Ghe!" titah Regal.

Saking larut dalam lamunannya, Ghea seperti tak mendengar ucapan Regal. Dia terus menatap Regal sembari tersenyum manis.

Regal yang tak mendengar jawaban Ghea pun mendongakan kepalanya. "Hey, gerakin kaki lo coba!"

Ghea tersadar, dia tersenyum canggung, kemudian dia mulai menggerakkan kakinya pelan-pelan.

"Gimana? Udah mendingan atau masih sakit?" tanya Regal.

"Udah mendingan, Gal. Kayaknya udah bisa buat jalan," jawab Ghea.

Regal mengangguk, kemudian dia menarik tangan Ghea. "Sini gue obatin tangan, lo!"

Regal kemudian mulai mengobati tangan Ghea seperti dia mengobati kaki Ghea tadi. Ghea menatap wajah Regal yang telaten mengobatinya dengan jantung yang berdebar-debar. Entah kenapa, wajah Regal terlihat tampan berkali-kali lipat ketika sedang serius seperti sekarang ini. Harapan Ghea hanya satu, yaitu Regal tidak mendengar detak jantungnya yang sedang berdisko itu.

"Selesai," ucap Regal setelah selesai mengobati Ghea. Dia merapikan kotak P3K itu, dan mengembalikannya ke tempat semula.

"Lo udah bisa jalan sendiri, kan, Ghe?" tanya Regal.

Ghea mengangguk dengan wajah lesunya.

Regal tersenyum, dia mengusap puncak kepala Ghea. "Maafin gue, ya. Gue duluan."

Perlakuan Regal jelas membuat Ghea salah tingkah, pipinya tiba-tiba memanas, dan jantungnya berdetak dua kali lipat daripada yang tadi. Dia tersenyum malu sembari menatap Regal. "Makasih, Gal," ujarnya.

Regal mengacungkan kedua jempolnya, kemudian dia berjalan keluar dari UKS. Dia akan menemui Starla sekarang, dan menjalaskan semuanya.

Ghea memandang punggung tegap Regal yang perlahan menghilang dengan tatapan sendu. "Gue cinta lo, Gal. Apa nggak ada kesempatan buat gue untuk bisa jadi pacar, lo?" gumamnya.

🍂🍂🍂

SEE YOU NEXT PART👋🏻
JANGAN LUPA VOMENT😊

~Salam dari istri sah Bright Vachirawit✌🏻😁

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang