Happy Reading🎉
Hari ini rencananya Ezra dkk akan melancarkan aksinya untuk menculik Ghea dan Starla. Mereka mengintai targetnya disekitar SMA Mandala. Setelah menemukan targetnya yang sudah keluar dari sekolah, mereka pun melancarkan aksinya.
"Ghea!"
Deg.
Jantung Ghea berpacu cepat ketika mendengar suara yang sangat familier ditelinganya. Dia sudah panas dingin ditempatnya. Bayangan masa lalunya yang kelam berputar dikepalanya. Dengan gerakan pelan dia membalikkan tubuhnya, sesaat kemudian dia menegang melihat mantan kekasihnya yang berdiri tak jauh darinya. Dia Ezra, masa lalu Ghea sekaligus orang yang membuatnya pindah ke Rusia.
Ghea membalikkan tubuhnya dan mencoba untuk berlari menghindari Ezra, namun pergelangan tangannya sudah dicekal dengan Ezra. Ghea mengumpat dalam hati, dia muak melihat wajah Ezra.
"Kenapa, Ghe? Takut sama gue?" tanya Ezra.
"Lepasin gue, bajingan!" geram Ghea, dia terus memberontak, namun tenaganya tak sebanding dengan tanaga Ezra.
"Maafin gue, Ghe!" Ezra mencoba menarik Ghea dalam pelukannya, namun Ghea semakin memberontak.
"Lepasin gue! Gue benci sama lo," pekik Ghea.
Ezra menghela nafas, "Ghe, tolong maafin gue, gue khilaf waktu itu."
Ghea mulai meneteskan air matanya, dia benci dengan lelaki didepannya itu. Dia dulu hampir kehilangan kehormatannya oleh Ezra yang notabene pacarnya sendiri. "Tolong jangan ganggu gue lagi, gue udah nggak mau berhubungan sama lo!"
Hugo menyernyit bingung melihat adegan didepannya, dia menggaruk kepalanya sambil mencerna semua yang terjadi. "Bos, lo udah kenal cewek ini?"
Ezra melirik Hugo sekilas, dia kemudian menatap Ghea kembali. Mengabaikan pertanyaan Hugo. "Ghe, gue bener-bener nggak sadar malam itu. Gue kondisi mabuk waktu itu."
Ghea semakin menangis histeris. "Gue nggak peduli, lo orang paling jahat yang gue kenal!"
Ezra mengetatkan rahangnya ketika mendengar jeritan Ghea barusan. Dengan kasar, dia menyeret Ghea menuju mobilnya.
"Zra, lepasin gue!" teriak Ghea.
"Nggak, lo harus ikut gue!" sentak Ezra
Hugo yang kasihan dengan Ghea pun menepuk pundak Ezra. "Bos, jangan kasar-kasar, dia cewek."
Ezra menatap Hugo tajam. "Goblok, pantesan lo nggak ada harga dirinya jadi penculik!" bentaknya.
Hugo kicep, walaupun dia sering kali menculik anak orang, namun dia tak pernah kasar. Dia selalu menanyai dulu apakah targetnya mau diculik apa tidak. Bukan seperti Ezra yang langsung menyeret targetnya menuju mobil seperti ini. Kalau dipikir-pikir, ucapan Ezra ada benarnya. Dia sekarang tau kenapa dia tak ada harga dirinya sebagai penculik, yaitu dia masih merasa kasihan dengan targetnya.
"Emang pada dasarnya gue nggak berbakat jadi penculik," gerutunya. "Bakat gue cuma deketin anak orang, baperin, terus tinggalin. Dah kelar."
Ezra memutar bola matanya jengah, dia terus menyeret Ghea kemudian memaksa Ghea masuk kedalam mobilnya. Ghea menangis, namun anehnya semua orang malah melihatnya saja tidak ada yang membantunya. Mungkin mereka kira Ezra bukan penculik, karena dia masih memakai seragam. Mereka kira Ezra dan Ghea adalah pasangan kekasih yang sedang bertengkar.
Disisi lain diwaktu yang bersamaan, Raka dan Theo sedang mengintai Starla dari kejauhan. Mereka melihat Starla yang berjalan menuju halte untuk naik kendaraan umum. Mereka terus mengintai setiap gerakan Starla, setelah dirasa lumayan sepi, mereka langsung menghampiri Starla.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Dia laki-laki yang dulu mencintai ku dengan sangat tulusnya. Namun, aku sia-siakan keberadaannya karena ketidakpuasan ku dan segala ambisi ku tentang laki-laki lain yang lebih darinya. Padahal kenyataannya dialah yang terhebat." -Sta...