Happy Reading🎉
Hari ini Rigel sudah diperbolehkan untuk sekolah. Dia berangkat dibonceng oleh Regal. Rigel benar-benar sudah sembuh total. Dan itu membuat Regal ikut bahagia.
Saat ini, Regal sedang duduk di gudang tempat di membolos dengan kedua sahabatnya. Dia terkejut melihat tanggal di ponselnya.
15 Oktober 2019.
Berarti Regal sudah berumur 19 tahun hari ini. Dia berdehem, kemudian melirik kedua temannya yang asik menonton video pemersatu bangsa. Kenapa Regal tidak ikut menonton? Tobat, dosanya udah banyak katanya.
"Gi, coba lo liat sekarang tanggal berapa!" perintah Regal.
Gio mengernyit bingung, dia memencet tombol pause, kemudian dia membuka aplikasi kalendernya.
"Tanggal 15 Oktober, Gal. Kenapa? Hp lo ke reset, ya?" tanya Gio, tidak paham.
Regal berdecak. Bisa-bisanya sahabatnya tidak ingat dengan tanggal kelahirannya.
"Gue ulang tahun, kampret! Tega lo berdua kaga ingat sama ultah gue," ketus Regal.
"Oh yaudah, HBD, Gal!" ucap Doni.
"HBD, Gal. Jangan lupa traktirannya," timpal Gio.
Regal melirik Gio sinis. "Lo aja kagak ingat ultah gue, minta traktiran pula. Ogah!"
"Jahat," dengus Gio.
"Kalian nggak ada niatan nge-prank gue, gitu? Terus akhirnya ngasih gue kejutan, kek yang gue liat di tiktod itu."
Doni dan Gio menggeleng polos.
"Oh ayolah, gue nggak pernah dikasih kejutan. Nanti gue pura-pura nggak ngerti aja, biar kejutan 'kan?" desak Regal.
"Nggak punya duit, bro!" jawab Gio dengan wajah lempengnya.
Regal berdecak.
"Gimana kalo ngasih kejutannya pake uang lo dulu aja, Gal? Nanti gue ganti kalau gue udah kerja," usul Gio.
Regal menoyor kepala Gio. "Sama aja, itu nggak kejutan, Setan!"
Gio dan Doni meledakkan tawanya. Lucu sekali Regal ini, padahal sebelum-sebelumnya Regal tak pernah meminta seperti ini. Seperti anak kecil, pikir mereka.
"Nggak penting, lebih penting nonton video pemersatu bangsa aja," ujar Gio.
Regal sontak menendang kaki Gio hingga membuat Gio meringis kesakitan. "Awas aja lo, Gi. Gue aduin ke Ghea kalau lo suka nonton begituan."
Gio kelabakan ditempatnya, ancaman Regal kampret sekali. "Damai bro, damai!"
Regal hanya mengendikan bahunya tak acuh.
"Oh iya, hari ini jadi, Gal?" tanya Doni.
Regal mengangguk. "Jadi dong, nanti kumpulin anak-anak di markas jam 3 sore."
"Siap bos," jawab Gio dan Doni serempak.
"Gue mau di umur gue yang baru ini, gue bisa berguna bagi semua orang."
🍂🍂🍂
Sepulang sekolah, Regal menunggu kedatangan Rigel di parkiran. Dia tersenyum lebar ketika melihat Rigel yang sudah berjalan kearahnya.
Regal segera menjulurkan telapak tangannya, ketika Rigel sudah sampai didepannya.
Rigel mengernyit bingung. "Kenapa lo, Gal?"
Regal berdecak, dia menarik paksa tangan Rigel agar berjabat dengannya. "Selamat ulang tahun, Van."
Rigel melotot. "Lah, emang kita hari ini ultah?"
Regal berdecak. "Iya, bego! Hari ini tanggal 15 Oktober, hari brojol kita ke dunia ini."
"Kok gue nggak ngerti? Kok gue lupa?" tanya Rigel dengan wajah lempengnya.
"Lo pikun jadi orang, belom tua juga!" cibir Regal.
"Enak aja," sewot Rigel. "Btw, selamat ulang tahun juga buat lo, Varo."
Regal mengangguk. "Nggak nyangka aja sih, udah 19 tahun kita hidup."
"Iya, semoga panjang umur, sehat selalu kita, Gal."
Regal mengangguk, menyetujui. "Aamiin."
"Yaudah, ayo pulang!"
Kembaran itu pun menaiki motor dan pulang menuju rumah mereka.
🍂🍂🍂
"SELAMAT ULANG TAHUN, ANAK-ANAK MAMA!"
Regal dan Rigel terlonjak kaget ketika baru saja membuka pintu, mamanya sudah ada dihadapan mereka sambil membawa roti dengan lilin angka 19 diatasnya.
"Mama nggak lupa ulang tahun kita?" tanya Rigel, haru.
"Ya enggak, dong. Masa ulang tahun anak mama, mama lupa, sih."
"Padahal, Rigel aja lupa sama ulang tahunnya sendiri loh, Ma." Regal melirik Rigel yang sedang nyengir ditempatnya itu.
"Ayo, make a wish dulu, baru tiup lilinnya," sahut Dewa.
Regal dan Rigel mengangguk, mereka menutup matanya dan memanjatkan doa didalam hati.
'Panjangkan umur Regal Ya Allah, izinkan Regal merasakan kebahagiaan bersama keluarga Regal. Izinkan Regal membahagiakan kedua orang tua Regal. Lindungi orang-orang yang Regal sayang'
'Terima kasih Engkau telah memberikan hamba keluarga bahagia yang seutuhnya Tuhan. Panjangkan umur kami, biarkan kami bahagia sampai maut memisahkan'
Setelah selesai memanjatkan doa, mereka membuka mata dan langsung meniup lilinnya secara bersamaan.
Lusi menyerahkan rotinya kepada Dewa, dia kemudian memeluk Rigel dan mencium dahi Rigel.
"Anak mama udah gede," ucapnya sambil menangkup pipi Rigel dengan mata yang berkaca-kaca.
"Makasih, berkat mama Rigel bisa hidup di dunia ini, Ma."
Lusi mengangguk sambil tersenyum, dia kemudian memeluk Regal, tak lupa mendaratkan ciumannya di dahi Regal.
"Maafin mama ya, Nak. Maaf kalau mama belom bisa jadi mama yang terbaik buat kamu," ujar Lusi parau.
Regal tersenyum, dia mengusap air mata yang turun di pipi Lusi. "Mama adalah malaikat Regal, mama adalah orang terhebat dihidup Regal. Makasih, Ma. Maafin Regal yang belum bisa bahagiain mama."
Lusi kemudian memeluk Regal lagi, dia merasa sangat bersalah dengan putranya. Dia merasa tidak becus sebagai seorang ibu.
"Gantian dong, papa juga mau ngucapin, nih," rajuk Dewa.
Lusi melepaskan pelukannya, dia terkekeh melihat suaminya yang cemberut itu. Dia kemudian mengambil alih roti yang dibawa Dewa.
"Selamat ulang tahun, jagoan-jagoan, Papa."
Dewa memeluk anaknya bergantian. Tak menyangka jika anaknya sudah tumbuh dewasa, dan berarti dia juga semakin menua.
"Makasih, Pa," jawab mereka serempak.
"Maafin papa ya, Gal. Maafin semua perlakuan papa kepada kamu selama ini, papa menyesal."
Regal mengangguk. "Regal udah maafin papa, yang lalu biarlah berlalu, Pa."
Dewa mengangguk. "Makasih, Nak."
"Ayo, kita makan sama-sama. Mama udah masakin makanan kesukaan kalian. Spesial buat anak-anak mama yang ulang tahun ini," ujar Lusi.
Mereka kemudian berjalan menuju ruang makan, dan makan bersama-sama. Terima kasih, Tuhan.
🍂🍂🍂
SEE YOU NEXT PART👋🏻
JANGAN LUPA VOMENT YA😊~Salam dari istri sah Bright Vachirawit✌🏻😁
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Dia laki-laki yang dulu mencintai ku dengan sangat tulusnya. Namun, aku sia-siakan keberadaannya karena ketidakpuasan ku dan segala ambisi ku tentang laki-laki lain yang lebih darinya. Padahal kenyataannya dialah yang terhebat." -Sta...