CHAPTER 4

1.2K 134 0
                                    

Happy Reading 🎉

Saat ini, Starla sedang menunggu gojek untuk berangkat ke sekolah. Namun, ketika waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, abang gojeknya tak kunjung datang.

Tak lama kemudian datanglah motor ninja hitam, dan Starla sudah mengetahui siapa pengendara tersebut, yaitu Regal.

Regal menghentikan motornya didepan Starla, dia mematikan motornya dan melepas helmnya kemudian dia taruh di tangki motor. "Kok belum berangkat?" tanyanya yang kebetulan lewat jalan tersebut karena memang jalur SMA Mandala melewati apartemen Starla.

"Ini, nih, abang gojeknya nggak nyampe-nyampe dari tadi," ucap Starla kesal.

"Yaudah, bareng gue aja!"

Starla menggeleng. "Nggak mau."

Kemudian dia membuka ponselnya, untuk memeriksa kenapa abang gojeknya belum juga sampai.

"Lohh," mata Starla melotot. "Kok di cancle, sih?"

"Kenapa nggak daritadi  aja cancle-nya, kan, gue bisa nyari gojek yang lain," omel Starla.

"Emang pada dasarnya lo udah ditakdirkan untuk berangkat bareng sama gue, Arla," ucap Regal.

"Arla?" ulang Starla bingung.

Regal mengangkat satu alisnya. "Kenapa? Nama lo Starla, kan? Jadi gue panggil lo Arla," jelasnya.

"Tapi bagus Starla tau," protes Starla.

"Bodo amat, yang penting gue panggil lo Arla aja. Anggep aja panggilan kesayangan gue ke lo!"

"Panggilan kesayangan, ndasmu!" kesal Starla.

Regal tertawa, kemudian menyentil bibir Starla pelan. "Cewek nggak boleh ngomong kasar!"

Starla mengusap bibirnya yang disentil Regal, kemudian dia mencubit perut Regal membuat sang empu meringis kesakitan. "Kenapa dicubit? Sakit tau!"

"Lo juga kenapa nyentil bibir gue, sakit tau!?"

"Kan lo ngomong kasar, jadi gue sentil deh bibir lo."

"Yaudah, satu sama," ucap Starla.

"Yuk naik, atau mau gue naikin?" goda Regal menaik turunkan alisnya.

Starla melotot kemudian memukul lengan Regal. "Dasar mesum!?" pekiknya.

Regal mengelus dadanya dramatis. "Astaghfirullah, padahal maksud gue tuh bukan gitu."

"Terus apa?!"

"Maksud gue tuh mau naikin lo keatas motor gue gitu. Eh, lo kepikiran sampe sana, otak lo mesum juga, ya," goda Regal.

Muka Starla memerah karena malu, dia memukul lengan Regal kemudian naik keatas motor. "Sembarangan kalo ngomong!"

Regal tertawa kecil, kemudian dia menyerahkan helmnya kepada Starla. "Nih, pake!"

Starla menyernyit bingung. "Kalo gue yang pake, lo mau pake apa?"

"Udah nggak usah pikirin gue, yang paling penting itu keselamatan lo."

Starla tersenyum tipis, dia menerima helm itu dan memakainya.

"Kok nggak jalan-jalan, sih? Nanti kita telat," protes Starla karena Regal tak kunjung menjalankan motornya.

"Ada yang kurang."

Starla mengerutkan keningnya bingung. "Apanya yang kurang?"

Regal meraih kedua tangan Starla, kemudian dia lingkarkan ke perutnya. "Ini yang kurang."

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang