Happy Reading🎉
"Gal!"
Regal yang sedang di rooftop sendirian itu menoleh, dibelakangnya ada Ghea yang sedang menundukan kepalanya.
"Ada apa?" tanya Regal.
Ghea mendongak dengan mata yang berkaca-kaca. "Masih nggak ada kesempatan buat gue, ya?"
Regal terhenyak, apalagi melihat keadaan Ghea yang sangat kacau. Memang sejak penolakannya waktu itu, Ghea belum masuk sama sekali. Makanya dia kaget dengan kondisi Ghea yang sekarang. Kantung mata menghitam, tubuh lebih kurus dari terakhir mereka bertemu, dan penampilan yang lumayan acak-acakan.
"Ghe ... " Regal tak mampu melanjutkan ucapannya. Dia bisa melihat betapa terpuruknya Ghea karena penolakannya.
Ghea mulai terisak, dia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Gal, gue bener-bener cinta sama lo. Belum pernah gue secinta ini sama seseorang, kecuali lo, Gal."
Regal tercekat, dia kemudian mendekati Ghea. Menarik tangan Ghea, dan mengusap air mata Ghea.
"Faktanya, kita memang nggak bisa cinta sama orang yang mencintai kita, Ghe. Gue cinta Starla, Starla cinta Rigel. Gio cinta lo, lo malah cinta sama gue. Perasaan nggak ada yang tau kapan datangnya dan untuk siapa. Jadi ... gue harap lo ngerti, Ghe. Perasaan nggak bisa dipaksakan, bukan?"
Ghea terisak hebat, dua kali dia menerima penolakan Regal. Benar-benar tidak ada kesempatan bagi dirinya untuk masuk kedalam hati Regal.
"Oke, Gal. Gue ngerti, gue bakalan belajar buat buang perasaan gue ke lo. Bahagia terus ya, Gal." Ghea tersenyum paksa, matanya mengerjap agar air matanya tidak tumpah kembali.
Regal mengangguk sembari tersenyum manis. "Lo juga."
Ghea tersenyum tipis. Mulai sekarang dia akan melupakan Regal dan berlajar untuk menerima Gio. Ya, semoga saja bisa.
"Boleh gue peluk lo?"
Regal terhenyak ditempatnya ketika Ghea mengucapakan itu. Dia berpikir sejenak, kemudian dia mengangguk.
Ghea tersenyum lebar, dia kemudian memeluk Regal erat seolah ini adalah pelukan perpisahan mereka. Regal membalas pelukan Ghea, dia mengusap rambut Ghea.
"Jangan buang-buang waktu buat mencintai orang yang nggak mencintai lo!"
🍂🍂🍂
"Regal, kesini sebentar, Nak!"
Regal menghentikan langkahnya, dia kemudian berjalan menuju kearah orang tuanya dan Rigel yang duduk di sofa ruang keluarga. Dia duduk disamping Lusi.
"Ada apa?" tanyanya.
"Besok 'kan kalian libur, mama sama papa mau ngajak kalian jalan-jalan." Lusi tersenyum hangat sembari mengusap rambut Regal dan Rigel yang berada disampingnya.
Kaget.
Itulah yang dirasakan Regal. Jalan-jalan? Dengan keluarga? Sungguh, dia tak pernah sekalipun merasakan liburan dengan keluarganya ketika dia beranjak remaja. Pernah dulu waktu kecil, tapi dia sudah lupa rasanya seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Dia laki-laki yang dulu mencintai ku dengan sangat tulusnya. Namun, aku sia-siakan keberadaannya karena ketidakpuasan ku dan segala ambisi ku tentang laki-laki lain yang lebih darinya. Padahal kenyataannya dialah yang terhebat." -Sta...