Happy Reading🎉
Regal, Gio, dan Doni sekarang sedang bejejer di lapangan, didepan mereka sudah ada pak Yuda lengkap dengan tongkat baseball nya yang dia ketuk-ketukkan pada tanah.
"Kalian tau ini apa?" tanya pak Yuda sambil mengacungkan tongkat baseball nya.
Mereka mengangguk. "Tongkat baseball, pak!" jawab mereka serempak.
"Gimana kalo tongkat ini kena kepala kalian? Sakit nggak?"
"Sakit lah pak!" jawab mereka bertiga nyolot.
Ya pasti sakit lah, udah tau nanya lagi! Batin Regal kesal.
"Tapi saya lagi pengen mukul orang, gimana kalo kalian yang saya pukul?" tanya pak Yuda dengan seringainya.
Mereka bertiga sontak menggeleng, pak Yuda ini memanglah guru yang paling dihindari oleh seluruh murid SMA mandala karena guru itu sangat menyeramkan, kemana-mana pasti bawa tongkat baseball, gear motor, atau celurit. Regal curiga, paling pak Yuda ini dulu lulusan SMK. Karena bawaan pak Yuda udah kaya mau tawuran saja!
"Kenapa kalian lewat belakang sekolah?" tanya pak Yuda.
Gio dan Doni menunduk, sedangkan Regal masih menegakkan kepalanya menatap pak Yuda, di SMA mandala hanyalah Regal yang lumayan berani dengan pak Yuda.
"Karena gerbang depan tutup pak! Gimana kami bisa lewat?" jawab Regal santai.
Gio dan Doni menatap Regal tajam.
Kami?
Padahal kan cuman Regal yang terlambat, Gio sama Doni mah cuma membantu agar Regal bisa masuk ke sekolah aja. Mereka berdua hanya bisa mengucap beribu kata sabar dalam hati.
Oh ya, satu kata buat Regal.
Kampret.
Bener-bener temen yang paling lucknut!
"Kan emang udah bel masuk, ya ditutup lah. Kalau dibuka keenakan kalian," jawab pak Yuda, nyolot.
"Sans atuh, Pak," ucap Regal.
Pak Yuda hanya melotot kepada Regal.
"Mana kunci yang kalian pake buat buka gerbang belakang?!" tanya pak Yuda galak sambil menodongkan tangannya.
Regal dan Gio menatap Doni, sedangkan Doni gelagapan di tempatnya. Regal kampret, umpatnya dalam hati.
"Doni, mana kuncinya? Serahkan kepada saya!" Pak Yuda menodongkan tangannya didepan Doni.
Doni kemudian merogoh saku celana seragamnya untuk mengambil kunci, dan ia serahkan kunci itu kepada pak Yuda.
Pak Yuda kemudian memasukkan kunci itu ke dalam saku nya.
"Hukuman kalian yaitu membersihkan lapangan, sekarang juga!? Jangan ada yang kabur, atau saya akan melemparkan gear kesayangan saya ke kepala kalian masing-masing!" ujar pak Yuda, yang membuat mereka bertiga meneguk ludahnya kasar.
"Setelah selesai, baru kalian masuk ke kelas kalian. Paham?!"
Mereka bertiga mengangguk. "Paham pak," jawab mereka serempak.
Pak Yuda mengangguk. "Bagus, sekarang kalian laksanakan hukuman kalian! Saya tinggal dulu, mau ngasah celurit saya."
Kemudian pak Yuda pun beranjak pergi dari sana.
Gio dan Doni bergidik ngeri. "Punya guru gitu banget ya kita," ujar Gio.
"Kalo ada tawuran lagi, mending ajak pak Yuda ajalah, Gal! Kayaknya lulusan SMK tuh Pak Yuda! Kalo diajak tawuran, rasanya ahh mantap!" ujar Doni sambil menggosokkan jari jempolnya ke hidung, yang disambut gelak tawa Regal dan Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGAL [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Dia laki-laki yang dulu mencintai ku dengan sangat tulusnya. Namun, aku sia-siakan keberadaannya karena ketidakpuasan ku dan segala ambisi ku tentang laki-laki lain yang lebih darinya. Padahal kenyataannya dialah yang terhebat." -Sta...