CHAPTER 39

724 57 3
                                    

Happy Reading🎉

Hari ini adalah hari sabtu, tidak ada kegiatan belajar mengajar di SMA Mandala. Semua murid hanya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti masing-masing.

Regal,Gio, dan Doni sekarang duduk dibawah pohon setelah selesai bermain basket. Doni mengipasi dirinya dengan buku yang ia pinjam dari salah satu siswi. Namun, kedua sahabat kampret-nya malah menggeser tubuh mereka lebih dekat dengannya, agar mendapat angin dari kipasan Doni. Tak lama kemudian Ghea datang sembari membawa dua botol minuman. Ia menyodorkan salah satu botol itu dihadapan Regal.

"Nih, minuman buat lo---"

Ucapan Ghea terpotong karena tiba-tiba Gio merebut botol minuman itu dan langsung meneguknya.

"Makasih, cewek kaleng rombeng!"

Ghea melotot tak terima melihatnya. "GIO, ITU MINUMAN BUAT REGAL, BUKAN BUAT LO!" pekiknya.

Gio menyodorkan minuman yang isinya tinggal setengah itu kepada Regal. "Nih, Gal!"

Regal menerimanya, hal itu membuat Ghea melotot tak percaya. Dia menepis botol minuman itu hingga botol itu jatuh dan tumpah.

"Jangan minum bekasnya Gio, nanti virus kadal-nya nular ke lo lagi," sinis Ghea. "Nih, buat lo, Gal!"

Ghea menyerahkan satu botol minuman yang tersisa buat Regal. Regal menerima minuman itu dan langsung meneguknya. Ia tak menolak, karena pada dasarnya ia haus dan ia juga malas untuk berjalan ke kantin.

"Makasih, Ghe."

Ghea tersenyum manis, "sama-sama."

Gio mencibir tak terima. "Inget, Regal itu udah punya pacar! Mending sama gue aja yang jelas-jelas jomblo."

"Perasaan baru kemaren lo cerita, lo punya pacar empat, Gi. Sekarang kok udah jomblo?" bisik Doni disamping Gio, dengan muka polosnya.

Gio melotot kepada Doni. "Diem lo, Don!"

Doni segera menutup mulutnya rapat-rapat. Dia kemudian merebut minuman Regal yang sisa setengah, dan langsung meneguknya hingga tandas tak tersisa.

Ghea menatap Gio sinis, "ogah banget gue sama spesies manusia kayak, lo! Kalaupun di bumi ini laki-nya cuma lo, gue rela jomblo seumur hidup," cerocos-nya.

"Nyenyenye," ujar Gio menye-menye, dengan wajah menyebalkannya.

Ghea menggeram, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan emosi-nya ketika berhadapan dengan Gio. Ghea sangat menyarankan kepada orang-orang yang menderita penyakit darah rendah untuk berhadapan dengan Gio, dijamin darahnya akan langsung naik nanti. Jangan percaya, musyrik😂

"Pengen tak hihhhh," ujar Ghea geregetan.

"Pengen apa? Pengen cium?" Gio menepuk pipi kanannya, "sini-sini!"

Bukannya menyium Gio, Ghea malah menampar pipi itu cukup keras sehingga membuat Gio tertoleh ke samping sembari memegangi pipinya yang berdenyut.

"Makan tuh cium!" ucap Ghea, puas. Kemudian Ghea beranjak pergi menuju kelas.

Setelah kepergian Ghea, Regal dan Doni meledakkan tawa mereka. Malang sekali nasib Gio, pikir mereka.

"Gimana, Gi? Nggak sakit, kan? Ya pasti nggak sakit, lah. Orang udah biasa. Ya nggak, Gi?" ujar Regal, lebih tepatnya mengejek

Gio melirik kedua sahabatnya kesal, dia mengusap pipinya yang masih berdenyut. "Nggak sakit kok, Bro! Gue bisa kok praktekin ke lo, biar lo ngerasain juga."

"Emang berani?" cibir Doni.

"Nggak," jawab Gio dengan muka lempengnya.

"Heran gue, baru kali ini lo musuhan sama cewe kayak tikus sama kucing. Biasanya kalo sama cewe lo langsung gas pol buat pacarin," ucap Regal. "Gue juga bingung, kenapa Ghea ngga kepincut sama lo. Atau jangan-jangan pelet lo udah ngga mempan kali ya, Gi."

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang