CHAPTER 13

856 90 0
                                    

Happy Reading🎉

Selain hari Minggu, hari Sabtu juga merupakan surga dunia bagi seluruh siswa SMA Mandala. Pasalnya hari Sabtu tidak ada jam pelajaran, semua siswa biasanya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti masing-masing.

Regal dkk sekarang sedang bermain basket, karena memang mereka mengikuti ekskul basket.

"REGAL!!!" teriak Jio, salah satu teman Regal di ekskul karate. Selain mengikuti ekskul basket, Regal juga mengikuti ekskul karate.

Regal menoleh kemudian memberikan bolanya kepada Gio, dia berlari kecil menghampiri Jio di pinggir lapangan.

"Ada apa, Ji?" tanya Regal.

"Lo dipanggil Kak Afkar di ruang karate," ucap Jio.

"Oke."

Regal kemudian berjalan menuju ruang karate, disana sudah banyak siswa yang belajar karate. Rata-rata dari mereka adalah laki-laki, namun ada juga yang perempuan namun hanya sedikit.

Regal mengedarkan pandangannya mencari Afkar-- pelatih dalam ekskul karate.

"Bang Afkar dimana, sih?" gumam Regal.

Regal memang memanggil Afkar dengan sebutan 'Bang', karena mereka sudah sangat dekat.

Kemudian Regal menemukan Afkar di pojok ruangan, sendirian. Regal kemudian menghampirinya.

"Bang!" panggil Regal kepada Afkar.

Afkar mendongak, kemudian dia tersenyum. "Regal."

"Ada apa, Bang? Kok manggil gue?" tanya Regal.

Mereka berbicara menggunakan lo-gue karena Afkar juga umurnya masih muda, 22 tahun.

"5 bulan lagi ada perlombaan karate, gue mau lo yang ngewakilin SMA Mandala," ucap Afkar.

"Nggak nyari yang lain aja, Bang? Setiap kali lomba kok gue yang ikut, jadi nggak enak gue sama yang lain," ujar Regal.

Yang diomongkan Regal itu memanglah sepenuhnya benar, setiap kali ada perlombaan karate pasti dia yang mewakili sekolahnya. Dan itu selalu membawa kemenangan.

Afkar menggeleng. "Nggak ada yang sehebat lo, Regal!"

Regal menghela nafas. "Oke, gue mau, Bang!"

Afkar menepuk pundak Regal. "Bagus, jangan lupa latihan!"

Regal tersenyum. "Siap, Bang."

🍂🍂🍂

"Kenapa baru pulang? Baru Ingat kalau punya rumah kamu?"

Suara itu menyapa pendengaran Regal yang baru saja masuk ke dalam rumahnya.

Regal menghentikan langkahnya, dia diam tak menjawab ucapan Dewa barusan.

"Udah tau adiknya sakit! Malah keluyuran nggak pulang!?"

Memang benar, selama Rigel di rumah sakit Regal tak pernah pulang ke rumah kecuali mengambil seragamnya. Dia menginap di apartemen Doni.

Jangan kalian pikir selama Rigel sakit, Regal tak menjenguk Rigel, kenyataannya dia selalu menjenguk Rigel ketika kedua orang tuanya pulang ke rumah. Walaupun hubungannya dengan Rigel tak cukup baik, Regal masih perhatian dan khawatir akan keadaan Rigel.

"Kenapa diam?! Bisu kamu, hah?!"

Regal memang serba salah dihadapan Dewa. Jawab salah, tidak menjawab pun salah.

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang