- OLD COVER -🎨🎨🎨
"Sialan!"
Tom baru saja menimbulkan suara decitan mengagetkan di Effingham Road. Pagi ini kura-kura yang baru saja kabur dari aquarium toko, berjalan lamban di tengah jalan dan hampir terlindas oleh mobil sedannya. Tom membuang nafas kasar dari mulutnya yang mengembung menyeramkan. Ia menahan diri untuk tidak meledak.
Pikirannya teramat kacau. Kabar gembira ia mendapat nilai A dalam ujian akhir di kampus sama sekali tidak membuatnya lebih baik. Jade mengkhawatirkan anak bungsunya yang menjadi liar dan ngebut di jalan raya. Sudah dua jam berlalu sejak sarapan tadi. Dan Tom masih berkeliaran mengelilingi pusat Effingham tanpa tahu tujuan yang jelas.
Satu nama di dalam hatinya terus mengetuk-ngetuk untuk dibukakan kembali. Seperti pintu yang kuncinya dilempar secara brutal olehnya. Dan ia sudah kehabisan kunci ganda. Sewaktu-waktu ia mungkin bisa saja membuat duplikat yang lain. Tetapi, keputusan ini adalah pengumuman final yang disembunyikan selama tiga bulan terakhir.
Emma.
"Emma." Tom mengucapkan nama itu tentu dengan kepala yang seolah dihantam batu meteor, hanya saja sejauh ini belum membunuhnya. Hampir. Batu itu membuatnya gila.
Tom terkekeh. Matanya menyipit ke jalanan di depannya. Gadis itu mengganti sisi malaikat di dalam dirinya menjadi penyihir galak yang siap menerkam Emma seandainya ia tak cukup cantik.
Tom mendesir. Mulai saat ini, Emma akan menjadi arwah gentayangan yang akan menggangunya setiap malam sebelum tidur. Gadis baik itu akan membuat hidup Tom tak tenang sampai Tom benar-benar menemukan gadis baru. Tapi itulah masalahnya. Emma si gadis baik hati, akan mengancam ketenangan Tom dengan kebaikan-kebaikan yang ditebarkannya. Namun Tom tak yakin akan semudah itu menutup rapat kenangannya soal Emma. Karena hanya kehangatan Emma yang mampu meluluhkan kebekuan di dalam dirinya.
"Aku harus benar-benar pergi jauh untuk satu tahun." Sebuah ide untuk pindah Universitas melintas di benaknya. Tapi, ia langsung kembali berpikir apakah itu keputusan yang baik--meninggalkan Effingham dan Jade, lalu mengambil jurusan lain yang membuatnya semakin frustasi. Lalu ia berpikir lagi, mengambil kedokteran tidak ada salahnya. Agar ia bisa fokus secara berlebihan terhadap karir masa depannya.
"Ide buruk," katanya. Tapi tetap saja, pergi setahun untuk mengubur kenangan tidak ada salahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE VALUER [COMPLETED]
General Fiction🎨WAKE ME UP WHEN I SLEEP 2 🎨 Seorang guru seni lama bernama Mr. Taylor yang baru saja menyelesaikan studi strata duanya kini datang untuk mengajar kembali. Kehadirannya sangat membawa keuntungan bagi sekolah. Salah satunya membuka kembali Klub Tea...