"Bagaimana latihannya?" Alex bertanya di dalam mobil. Emma terus menatap keluar jendela, tidak menghiraukan pertanyaan kembarannya. Alex membungkuk dan melambai di depan wajah Emma. "Halo?"
"EH YA?" Emma terlihat kaget.
"Aku tanya, bagaimana tadi latihannya, Emmanuel?" Alex berkata gemas.
"Oh ya--um bagus. Sudah hafal dialog. Seru. Hehe."
Alex mengerutkan dahi. "Ih. Kau aneh banget."
Emma mengangkat bahu. "Cape."
Alex tak berkata lagi setelah itu. Mereka menatap tak fokus pemandangan di luar jendela. Masing-masing memikirkan hal yang berbeda.
Pikiran Emma tak bisa lepas dari kejadian tadi. Ia masih bisa merasakan tubuh Edward yang mendekapnya begitu hangat. Sudah lama Emma tidak merasakan kehangatan seperti itu. Terakhir ketika bersama Tom beberapa bulan yang lalu. Sudah lama sekali.
Alex terus mendongak ke belakang, memastikan tak ada kendaraan lain di belakang mobil yang dikendarai sopirnya. Alex meringis tanpa suara, menyentuh lututnya yang tanpa sepengetahuan Emma, sudah lebam dan memerah.
Keduanya saling menyembunyikan sesuatu, untuk menjaga satu sama lain.
Bagaimana jika Alex tahu Edward memelukku? Ia pasti akan marah!
Emma mulai cemas lagi. Untungnya, anxietynya tidak terlalu parah seperti dulu. Tapi, suara itu mulai memenuhi kepalanya lagi. Ia kembali berpikir keras. Lalu bayangan Tom muncul di benaknya.
Bagaimana jika Tom tahu? Astaga. Dia sudah bukan siapa-siapaku lagi! Tapi.... Apakah aku sama saja dengan mengkhianatinya?
TIDAK!
EH?
Kami putus semenjak aku dekat dengan Edward. Jika aku sekarang bersama Ed, bukankah itu sama saja seperti selingkuh?
Tapi Ed begitu tulus dan baik!
Tidak! Jangan! Alex tak akan suka!
Emma kau suka dia?
TIDAK!
Aku tidak suka!
Lihatlah sorotan matanya ketika latihan tadi! Dia menyingkirkan Gaston, sama seperti menyingkirkan Alex di dunia nyata.
Alex bukan Gaston!
Tapi Gaston dan Alex sama-sama menghalangi kalian berdua!
Edward begitu lembut dan tulus.
Dia memberikanmu sesuatu yang kau suka.
Ia marah hanya karena mau menolaknya!
Sedangkan Tom memarahimu setiap waktu!Jangan salahkan Tom! Akulah yang selama ini membuatnya marah!
Kau jangan sia-siakan Edward! Jangan sampai Katherine mengambilnya darimu!
Edward memang sudah seharusnya bersama Katherine!
Benarkah? Tak akan menyesalkah kau nanti?
"Sampai!" seru Logan, sopir pribadi mereka. Alex dan Emma sama-sama terlonjak. "Mau kutunggu?"
Alex celingukan. Pemandangan telah berubah menjadi jajaran toko-toko. "Kau bisa pergi dulu ke Cafe Cran. Aku dan Emma akan lama di sana."
Logan mengangguk. "Oke, Alex. Hati-hati kalian berdua. Telepon aku jika ada apa-apa. Hubungi saja jika sudah selesai. Aku akan menunggu cafe."
Emma sempat bertanya mengapa Logan tumben sekali berkata lebih seperti itu. Ah, barangkali memang mereka berdua sudah lama tidak keluar rumah sejauh ini. Sekitaran toko memang ramai sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAUTE VALUER [COMPLETED]
General Fiction🎨WAKE ME UP WHEN I SLEEP 2 🎨 Seorang guru seni lama bernama Mr. Taylor yang baru saja menyelesaikan studi strata duanya kini datang untuk mengajar kembali. Kehadirannya sangat membawa keuntungan bagi sekolah. Salah satunya membuka kembali Klub Tea...