Foto, Loker, Sean, dan Cokelat

19 4 0
                                    

Emma
Alex
Kau dimana?

Alex
Aku sedang bersama
teman-temanku di kafetaria.
Ke sini, bergabung dengan kami.

Emma
Aku mau menyimpan buku di loker.
Kau masih lama?

Alex
Sebenarnya setelah ini aku ingin
pergi menonton film terbaru Marvel.
Pulang sebelum makan malam.
Aku janji.

Emma
Ooh...
Berarti aku pulang sendirian ya

Alex
JANGAN!
Minta jemput supir saja

Emma
Tidak bisa, dia mengantar Miller
ke luar kota. Aku naik scooter saja.

Alex
Minta antar Mr. Taylor saja.

Emma
KAU GILA?!

Alex
Tidak.
Aku serius.
Coba minta antar kepadanya.
Aku bersumpah pasti dia mau.

Emma
Aku yang tidak mau!

Alex
Kenapa?

Alex sudah kehilangan akalnya, pikir Emma. Dia seenaknya berbicara hal-hal yang tidak terduga. Emma mendelik sebal dan berjalan dengan rusuh ke lokernya.

Mr. Taylor, Mr. Taylor, Mr. Taylor, APA?!

Emma memasukkan kunci ke pintu loker, namun tidak bisa diputar lagi karena loker itu tidak terkunci selama dua hari. Emma terdiam. Kekhawatiran perlahan menjalar di dalam darahnya. Ia pun membuka pintu loker dan memeriksa semua isinya.

Barang-barangnya utuh, fotonya tidak hilang, tidak ada yang rusak sama sekali. Emma menghitung ulang buku-bukunya satu persatu dengan jemarinya. Telunjuknya tak sengaja menyentuh sebuah kertas yang terselipkan di sana.

Apa ini? Emma merasa tidak pernah menyimpan lipatan kertas disitu. Ia pun menarik dan membukanya.

Ada sebuah foto kecil 3x4 yang jatuh ke kakinya. Emma langsung memungutnya.

"Fotoku?"

Emma menatap foto itu lekat-lekat. Pas foto itu adalah foto yang ia berikan ke pihak sekolah untuk mengisi keperluan berkas dan lainnya. Emma pun membuka kertas yang ia genggam di tangan sebelah kiri.

Hi, Emma.
Maaf aku lancang menyimpan ini di lokermu. Aku yakin kau tidak menguncinya. Ternyata benar. Maaf ya...

Aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku menemukan foto ini di laci Mr. Taylor. Aku tidak tahu mengapa ia menyimpan fotomu. Aku hanya khawatir.

Kuharap kau tak marah,

Sean.

Emma melipat kertas itu dan memasukkan pas foto ke dalam saku jasnya. Ia menutup pintu loker setelah meyakinkan diri bahwa tak ada barang yang hilang—menguncinya dengan mencurahkan perhatian khusus, dan pergi mencari Sean, ketua kelasnya.

Anak laki-laki yang terkadang memakai kacamata itu sedang duduk bersama teman-temannya di kursi lobby. Kali ini, bingkai hitam bertengger di hidungnya yang lancip. Ia menoleh saat Emma mendekat. Teman-temannya langsung bertanya-tanya kenapa anak gadis itu tiba-tiba menghampiri mereka.

"Can I talk to Sean?" tanya Emma pada mereka.

"Tentu, tentu!" balas mereka, yang tidak diminta langsung menyingkir.

HAUTE VALUER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang