54. Trust Me

5.3K 492 205
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***


Arjuna lelah. Entahlah, pikirannya bercabang kemana-mana. Satu masalah belum selesai sudah muncul masalah lain. Dan disaat seperti ini bisa-bisanya pria itu sempat memikirkan setan cantik yang sudah berhasil mengusik hidupnya itu. Ganis.

Kira-kira sedang apa dia sekarang?

Sebenarnya Arjuna masih di markas, tidak mungkin kan dia pulang dengan perasaan kacau seperti sekarang. Jadi tinggal di markas sementara waktu bukan ide yang buruk, paling tidak sampai perasaannya membaik.

Mengambil ponsel dinakas, dan langsung mendial nomor seseorang.

Tut...

Tut...

"Hallo," Lihatkan, baru denger suaranya aja udah bikin Arjuna senyum-senyum kayak bocah prik.

"Hallo, Ganis." Suara berat memanjakan telinga itu menyapu indera pendengaran gadis itu.

Ganis yang ada disebrang sana seketika merinding, suara Arjuna tuh Telephonable banget!

"Aku ganggu nggak?" Tanyanya basa-basi. "Kalo iya aku nelfonnya nanti—"

"Enggak kok!" disebrang sana Ganis refleks menggeplak mulutnya sendiri karena menjawab terlalu semangat. Aduh mulut emang gak sinkron banget ya sama otak!

Arjuna terkekeh geli, lalu merubah posisi berbaringnya menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang. Dengan sengaja meng-aktifkan mode Video Call.

"Mukanya mana?"

"Eh?!" Ganis yang terkejut refleks membanting ponselnya kekasur dengan mata melotot, tapi segera merapikan rambutnya yang super berantakan itu.

Arjuna malah tersenyum sembari menunggu gadis itu siap.

"Ngapain sih?!"

Dilayar ponsel sudah terpampang jelas wajah datar Ganis.

"Kok akunya dimarahin?" Arjuna sengaja memanyunkan bibirnya, makin buat Ganis pengen nyium!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok akunya dimarahin?" Arjuna sengaja memanyunkan bibirnya, makin buat Ganis pengen nyium!

"Ngapain tuh mulutnya?!"

Pria itu malah melebarkan senyumnya, senang mendengar suara kesal Ganis.

"Dih! Malah senyum lagi, kenapa telfon?"

Arjuna menukikan kedua alisnya, "Emangnya nggak boleh?"

"Ya... Boleh, tapi tumben aja gitu."

"Kepalaku pusing, Ganis" Arjuna mengadu dengan suara pelan.

Seketika gadis itu melotot kaget.

"Kamu sakit?!"

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang