58. Kebenaran yang Sebenarnya

4.5K 436 48
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***

Seorang gadis dengan kupluk hoody yang menutupi kepalanya tampak sibuk dengan pikirannya sendiri, menatap beberapa objek didepannya dengan tatapan kosong. Tangan Gadis itu tidak berhenti meremas kertas kecil yang membuatnya resah beberapa hari ini. Surat Ancaman.

Sudah kesekian kali ia menerima ini, ralat. Hampir 3 bulan lamanya. Isinya selalu sama dan dikirim diwaktu yang selalu sama pula. Hari Sabtu saat tengah malam. Siapa orang yang saking gabutnya mengirimkan itu, kenapa dia tidak merayakan satnight seperti yang lainnya? Apa dia jomblo?

Pikiran aneh itu bahkan sampai membuatnya tidak bisa tidur setiap Sabtu malam, Kurang ajar!

Desahan lelah gadis itu lagi-lagi terdengar, rasanya ia ingin tidur lebih cepat malam ini. Tapi tidak mungkin. Karena ini hari sabtu tepatnya malam sabtu. Dan itu artinya surat berikutnya akan mendatanginya dengan sukarela, lagi.

"Punten, Neng," panggilan penjual wedang ronde disebelahnya membuat gadis itu terkesiap. "Eh? Iya mang ada apa?" Tanyanya balik.

Penjual itu tersenyum maklum, "Mangkuknya boleh saya ambil, soalnya yang lain masih pakai. Gapapa?"

Gadis itu tersenyum kikuk, "Boleh, Mang. Maaf ya saya jadi nggak enak karena kelamaan." Ujarnya tak enak hati.

"Aturannya saya yang nggak enak, lupa bawa persediaan mangkuk. Lupa kalau malam minggu." Balasnya dengan kekehan geli.

"Mangga, Neng." Pamitnya.

"Iya, Mang."

Setelahnya gadis itu kembali menyandarkan punggungnya kesandaran kursi, sembari memejamkan matanya yang terasa berat, dan saat itu pula bayangan kejadian beberapa hari lalu kembali terulang.

DEG!

Tubuh gadis itu lemas, kakinya seolah tak bisa menopang berat tubuhnya sendiri dan pandangannya mulai kabur karena menahan cairan disekitar pelupuk matanya.

"Nggak mungkin," gumamnya dengan gelengan kepala.

Matanya menatap heran pada hampir puluhan foto photocard yang menampilakan wajah gadis cantik, dengan berbagai ekspresi yang tertangkap disana. Gadis dalam foto itu Amara.

"Ini maksudnya apa?" Gadis itu sampai kehabisan kata-kata untuk diucapkan.

Karena bukan hanya foto Amara yang dia temukan, tapi juga tumpukan surat yang terselip dibawah tumpukan hoody didalam lemarinya. Gadis itu penasaran apa isinya tapi ia segera mengenyahkan pikiran itu.

Merasa kalau tindakkannya sudah melanggar privasi dikamar itu, gadis itu dengan segera merapikan lagi pakaian dalam lemari lalu menutup pintunya dengan rapat.

Ia meninggalkan kamar itu dengan pikiran kalut, ini hanya mimpi buruk, ini semua tidak nyata. Tidak nyata. Batinnya meyakinkan.

"Ganis selalu percaya sama abang." Hanya itu kalimat yang bisa ia ucapkan guna menguatkan dirinya sendiri.

***

DOR! DOR! DOR!

Suara berisik itu langsung membuyarkan lamunan indahnya tentang Ganis, sialan! Arjuna sudah tau siapa orang yang menggedor pintu kamarnya seperti orang kesetanan itu.

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang