67. Pengorbanan Terakhir

4.5K 428 261
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***


"Gue berhasil, kalian selamat."





Deg!


Suara itu membuat mata Ganis yang semula terpejam membuka lebar. Tanpa basa-basi Ganis melepas rengkuhan Arjuna dan membalik badan dengan segera.

Matanya memanas dengan bibir bergetar menahan tangis, "A–Abang?"

Nakula berdiri disana sebagai tameng keduanya, menyerahkan tubuhnya untuk melindungi Ketua serta adik kesayangannya. Tubuhnya panas, setelah merasakan sesuatu yang nemembus punggung kirinya dari belakang. Dalam keadaan begini ia masih bisa menampilkan senyum dibibirnya.

"A–Abang berhasil nepatin janji 'kan? B–Buat lindungin kamu." Nafasnya tercekat, lalu detik berikutnya tubuhnya ambruk.

Bruk!

Ganis maupun Arjuna dengan sigap menangkap tubuh Nakula yang jatuh kedepan.

Sadewa mematung melihat secara langsung adik dan saudara kembarnya yang berada disana dan hanya bisa diam, matanya memanas dengan darah yang perlahan mendidih hingga kesekujur tubuhnya.

"BAJINGANN!!" Ia berterik marah dan langsung berlari untuk menerjang Athala.

Bugh

Bugh

"Mati lo bangsat!!" Pukulannya tidak berhenti sedetikpun, walaupun Athala sudah terseok lemah.

Sadewa memukilinya dengan brutal dan tanpa ampun.

Sedangkan Gentala mengejar Haris yang tengah berlari kedalam semak belukar diikuti anggota lainnya. Tidak ada yang bisa lari setelah mereka melukai keluarga dari Rajawali.

"Abang...." Ganis berucap lirih. "Kenapa abang ngorbanin diri buat Ganis? Kenapa abang bodoh banget. Aku benci sama abang!" Ia berteriak histeris.

Nakula menangkup sebelah wajah adiknya dengan tatapan lembut, "K–Kamu nggak ada yang luka 'kan?"

Ganis menggeleng dengan bibir yang terkunci rapat.

Ganis menangis sembari memangku, kepala Nakula. "T–Tugas Abang selesai, Ganis. Abang b–berhasil."

Ganis menggeleng kuat dengan tangis yang semakin kencang, Arjuna menggenggam tangan Nakula yang terasa dingin.

"Tugas lo belum selesai, Ganis butuh lo. Dia butuh abangnya." Arjuna meyakinkan Nakula sekaligus dirinya sendiri. "Gue udah telfon ambulans, bertahan ya. Lo pasti selamat. Ini perintah!" Ia menegaskan.

Nakula membalas genggaman Arjuna tak kalah erat. "Arrghhhhh!"

Geraman Nakula terdengar sangat menyakitkan, tubuhnya terasa seperti dibakar hidup-hidup dalam kobaran api. Tidak ada darah yang keluar dari tubuhny, namun rasa sakit yang dirasakannya terasa sangat menyakitkan.

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang