71. Never Ending Story

11.3K 412 112
                                    

HALLO!!
INI PART TERAKHIR CERITA ARJUNA
SIAPKAN HATI DAN DIRI KALIAN
JANGAN LUPA UNTUK
TETAP VOTE YA BRUHH

THANK YOU, I MACHA LUV U💚

***

"Heh Opal! Jangan lo makanin mulu anjeng." Danis memaki tingkah tidak tau malu Opal. "Nggak bantuin masak, bungkusin juga kagak. Eh main embat aja." Laki-laki itu terus mengomel tanpa henti.

Opal meringis malu, "Hehe, dikit doang elah. Nyicip gue." Ujarnya, sambil menyecap jari-jarinya.

Tapi kenyataannya, laki-laki itu sudah menghabiskan lebih dari tiga bungkus roti gulung.

"Nyicip mata lo! Jauh-jauh lo dari sini." Usirnya, Danis saat ini lebih mirip ibu yang tengah memarahi anaknya.

"Halah! Ngaca keles. Kayak lo nggak ngerusuh aja." Lily berkata ketus, gadis itu semula tengah serius membuat es. Dan terganggu oleh kicauan Danis.

"Aku bantuin loh yang, bantu jagain hati kamu asekk." Cengirnya tanpa dosa. Lily seketika langsung pengen muntah, "Dasar najisun, jauh-jauh lo dari gue.

"Tampol aja Ly, tabokin sampe mampus," Opal mengkompori Lily, setelahnya kabur sebelum kena amuk Danis.

Sore ini markas masih ramai, kali ini bukan rapat atau semacamnya. Arjuna ingin membuat acara amal bersama Rajawali. Bukan hanya itu, ia juga mengusulkan untuk touring Jakarta-Garut seperti saat pelantikannya dulu. Hal itu jelas disambut meriah oleh semuanya.

Arjuna juga mengikut sertakan Ganis dan teman-temannya. Seperti saat ini, perempuan ditugaskan membantu Mak Jas untuk menyiapkan makanan dan membungkus buku, dan pakaian yang akan disumbangkan kepada beberapa Panti Asuhan yang akan mereka lewati saat touring nantinya.

Sedangkan para laki-laki, mereka menyiapkan segala kebutuhan selama touring. Seperti logistik, tempat penginapan, juga mengatur keamanan lajur yang mereka akan gunakan.

"Ganis," Panggilan Arjuna mengalihkan perhatian gadis itu dari kegiatannya.

"Iya? Kenapa Juna?"

Arjuna mengulum bibirnya, "Ikut aku sebentar bisa? Ada yang mau aku kasih ke kamu." Ujarnya.

"Bisa," Jawabnya langsung.

Arjuna ternyata membawa Ganis masuk kedalam sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu lebih terlihat seperti tempat penyimpanan loker yang biasa ia lihat di sekolah.

Ganis diam saja memperhatikan Arjuna yang tengah membuka salah satu loker bernomor 189. Gadis itu juga enggan bertanya lebih soal apa yang dilakukan Arjuna.

"Buat kamu," Kata Arjuna, ia menyodorkan sepucuk surat kepada Ganis. Gadis itu menerimanya. "Apa isinya ada kaitannya sama aku?" Ganis bertanya dengan realistis.

Arjuna mengedikkan bahunya ringan, lalu berkata. "Surat itu punya Nakula, kamu lebih berhak untuk tau isinya dulu."

Ganis diam tak bergeming.

"Biar aku jelasin," Ujarnya, seakan paham arti tingkah Ganis.

Selama Arjuna bercerita, Ganis hanya mendengar dan menyimak dalam diam.

Ganis tersenyum tipis, menatap Arjuna setelah memasukkan surat itu dalam saku hoody nya. "Makasih ya. Yaudah, kita balik kedepan yuk." Ajaknya kemudian.

"Serius?" Arjuna menatapnya tak yakin.

Ganis mengangguk, "Aku baik-baik aja kok, kamu gausah khawatir. Suratnya bakal aku baca, tapi nggak sekarang."

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang