44. Bianglala, Aku dan Kamu

7.2K 536 129
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***


Ganis seakan lupa pada pada kesedihannya saat melihat berbagai wahana serta deretan makanan disepanjang area Pasar malam.

Ganis seakan lupa pada pada kesedihannya saat melihat berbagai wahana serta deretan makanan disepanjang area Pasar malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wajah penuh binar gadis itu membuat senyum diwajah Arjuna mengembang, Untung saja adiknya bisa diajak kompromi untuk tidak minta ikut.

"JUNA MAU NAIK ITU!" tunjuknya pada wahana Kora-kora.

"No!"

Ganis menoleh kesal, "Kan tadi udah janji, gimanasih...."

Pria itu mengangguk kalem, "Setelah kamu makan, baru boleh main sepuasnya."

Gadis itu mendengus kesal, iya sih laper banget. Tapi Kora-koranya lebih menarik gimana dong?

"Sekali aja, abis itu baru makan," Bujuknya dengan puppy eyes.

Arjuna menggeram, kenapa ia sangat lemah oleh tatapan Ganis yang seperti itu. Menyebalkan.

Pria itu menggeleng tegas, "Enggak!"

"Please....."

"Makan dulu!"

"Ayodong.... Juna. Ya ya ya?" Bahkan gadis itu dengan gemas menggoyang-goyangkan lengan Arjuna.

"Makan atau pulang?" Ganis menghempaskan lengan Arjuna kesal.

"Nggak asik!"

Arjuna mengedikkan kedua bahunya. "Ya pesen Papa kamu gitu, aku mah nurut aja apa kata camer," Kata Arjuna.

Nah kan, tadinya sih beneran sebel sama Arjuna tapi kenapa dibikin baper lagi coba?!!

"G—gausah ngarang! Ayo buruan. Aku laper!" Ketusnya lalu berlalu meninggalkan Arjuna yang menatapnya dengan senyum geli.

***

Setelah melewati banyak pertimbangan, akhirnya setan cantik itu memilih Pecel lele untuk mengisi perutnya. Arjuna mah ayo aja, yang penting gadis itu mau makan.

Tempat yang dipilih Ganis memang tidak terlalu besar, hanya warung tenda biasa dengan tempat makan lesehan dipinggir jalan.

Ganis bukan tipe orang yang harus makan di restoran atau cafe mahal, baginya mau dimana saja asalkan bersih dan makanannya enak langsung gasss.

Setelah menunggu lumayan lama, pesanan mereka datang juga. Pria paruh baya mungkin lebih tua sedikit dari Papa Ganis mengantarnya dengan senyum ramah.

"Pecel ayam dua porsi, minumnya jus jeruk dua ya. Silahkan dinikmati mbak mas, kalo butuh sesuatu bisa panggil saya." Ujarnya ramah.

Keduanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang