14. Pernyataan?

17.6K 992 34
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***

DING DONG
DING DONG

"Ganissss bukain dongg," teriak Lily.

"Hehh Tarzan!! Lo kata ini hutan apa teriak-teriak,"

"Ini kan rumah Ganis, bukan hutan Saras."

Jangan ditanya itu pasti Sinta yang ngomong.

"Sinta bisa nggak lo gau-"

"Gausah mulai deh, ini rumah orang jangan bikin malu," lerai Hanggini yang paling waras, membuat ketiganya menyengir bodoh.

"Hehe kelepasan gue,"

Ceklek

"Ehh ada curut-curut, nyariin abang Nakul ganteng ya pasti," pedenya membuat mereka mendelik.

"Emm mohon maaf ya kak Nakula, tapi masih lebih Ganteng kak Rayyan jauhhh hehehe,"

"Makan tuh ganteng," ledek Saras.

"Hehh!! Gue sama Rayyan itu masih gantengan gu-"

"Ada siapa?" Sela Sadewa yang muncul dari dalam rumah.

"Ehh Kak Sadewa, Ganisnya ada kan kita udah janjian mau berangkat bareng tadi," Sadewa mengangguk dan mempersilahkan mereka masuk. "Masuk aja dia ada dikamar."

"OKE"

"Hehh curut-curut gue belum selesai ngomong woyy!! Wah dosa lo ga sopan sama sepuhh woyy," Sadewa menjitak kepala kembarannya itu agar diam, "Gausah ngebacot," tandasnya lalu meninggalkan Nakula sendiri didepan pintu.

"Gini banget nasib Nakula ganteng ya Allah," melasnya sambil mengusap dada.

Empat sahabat Ganis sudah berada didepan pintu kamar gadis itu.

Ceklek

"Rengganis." Teriak Lily

"Iya."

"Ada yang barunih."

"Apa?"

"Pake ini dulu ya," Lily mendekati Rengganis dan melilitkan ikat pinggang keleher Ganis membuatnya mengernyit bingung.

"Ini buat apa bego?"

"Gatau juga gue hahaha,"

Ganis menjitak kepala lily Keras. "Ye otak lo kurang seons ya."

Saras memijit kening nya pelan. "Salah apa gue punya temen modelan kaya lo semua."

"Emang kita temen."

"Ye sialan emang," gerutu Saras.

"Ck! Debat mulu dandannya kapan?"

"Sekarang dong." Sorak mereka

Mereka langsung menuju walk in closet milik Ganis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang