56. Kamar Nakula

4.7K 447 76
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***

Suasana hati Ganis masih sama seperti tadi, Galau. Menatap tak minat pada segilintir pemandangan memanjakan mata yang ada di Mall, tapi emang dasarnya lagi nggak mood. Susah. Tapi Arjuna tidak menyerah, pria itu akhirnya mengajak Ganis ke arena Ice Skating yang ada di Mall tersebut.

"Jun, aku nih kampungan! Serius deh, make sepatunya aja aku gabisa. Gimana mau main?!" Dumel Ganis dengan wajah sewotnya. Ganis nggak bohong, dia memang tidak pernah main Ice Skating seumur hidupnya.

Respon Arjuna cuma memberikan senyum tipis.

Dengan sabar pria itu menuntun Ganis untuk duduk di dekat rak sepatu khusus, Clapper Skate.

Arjuna melepaskan sepatunya terlebih dahulu, lalu menggantinya dengan Clapper Skate sesuai ukuran kakinya. Ganis memperhatikan setiap hal yang dilakukan oleh Arjuna. Heran deh dari samping kanan-kiri, atas-bawah, kok tidak melihat keburiqan sih?!

Saking seriusnya sampai nggak sadar kalau sekarang Ganis yang diliatin balik sama Arjuna.

"Ukuran sepatu kamu 39 kan?" Ganis mengangguk, tapi setelahnya melotot horor. "Kok tahu?!"

Arjuna tidak merespon pertanyaan Ganis, memilih fokus mencari sepatu yang cocok untuk gadis itu. Dan akhirnya pilihan Arjuna jatuh pada Clapper Skate berwarna dark blue.

Arjuna mendekati Ganis kemudian berjongkok didepannya. "Eh! Mau ngapain?"

Arjuna melepaskan sepatu gadis itu pelan-pelan.

"Juna, aku bisa pake sendiri. Jangan gini, aku malu diliatin banyak orang." Bisik gadis itu.

"Anggap aja mereka sapi," Ganis rasanya pengen nampol mulut Arjuna, kok makin kesini mulutnya makin licin sih?

"Mulutnya!" Tegur Ganis pelan.

Dengan telaten Arjuna memakaikan sepatu itu dikaki jenjang Ganis, memastikan kalau sepatu sudah merekat kuat disana.

"Gimana? Nyaman?" Iya gue nyaman sama lo!

"Ganis?" Gadis itu terkesiap lalu menatap Arjuna sedikit gugup. "Eh, kenapa?"

"Kakinya udah nyaman? Kekecilan atau kebesaran?" Tanya Arjuna, memastikan Ganis merasa nyaman terlebih dahulu dengan atribut yang diperlukan sebelum Melakukan Ice Skating.

"Iya, udah kok."

Arjuna berdiri dari posisi sebelumnya, tubuhnya menjulang tinggi didepan tibuh Ganis. Gadis itu jadi kayak kurcaci kalau lagi gini.

Pria itu mengulurkan kedua tangannya pada Ganis.

"Apa?" Ganis menggaruk pipinya bingung.

Dengan sabar, Arjuna tetap tersenyum tipis meresponnya. "Sini tangannya, supaya nggak jatuh."

Ganis menatap uluran itu dengan wajah ragu, nanti kalau jatuh pas lagi ditengah-tengah gimana?! Kan malu!

Melihat keraguan diwajah Ganis, Pria itu lagi-lagi mengulum senyumnya. "It's okey, Ganis. Kamu percaya sama aku kan?"

Ganis mengangguk dua kali.

"Aku nggak bakal lepasin tangan kamu," Ujarnya meyakinkan Ganis.

Perlahan gadis itu menerima uluran Arjuna, kini kedua tangan kecilnya sudah menyatu erat pada tangan Arjuna. Ganis mengeratkan genggamannya, dia benar-benar takut.

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang