JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!
Selamat membaca ❤
***
Saras dan Emmy masih terperangkap dalam gedung tua tadi dalam keadaan terikat dikursi.
"Gue harus keluar dari sini, gue harus bantuin Ganis." Saras menggerakkan tangannya yang terikat dibalakang punggungnya.
"Saras, bisa gerakin kursi lo kesamping gue?" Emmy bertanya.
"Bisa!" Gadis itu sedikit bergerak untuk menggeser letak kursinya, keadaan tangan dan kaki yang sama-sama terikat membuatnya sangat kesulitan.
Saat sudah lebih dekat dengan kursi Emmy, gadis itu bertanya. "Sekarang apa?"
Emmy tidak membalas, namun tangannya yang semula menggenggam perlahan terbuka, hal itu membuat Saras memekik senang. "Gue sengaja simpen cutter ini buat jaga-jaga." Kata Emmy.
Perlahan jemari gadis itu mengiris ikatan dipergelangan tangan Saras, karena posisinya lebih mudah. Tali putih itu perlahan terbelah menampilkan serabut-serabut kecil.
Srak
Tali itu akhirnya terlepas hingga membuat Saras bernafas lega, gadis itu segera melucuti ikatan yang ada dikakinya kemudian giliran membantu Emmy untuk melepaskan ikatannya juga.
"Kita harus keluar dari gedung sialan ini!" Saras berujar sembari berbisik, Emmy memperhatikan sekitar, "Tapi pasti diluar masih banyak anak buah itu cowok." Tuturnya agak ragu.
Benar juga, jumlah anak buah Athala tidak main-main. Saras hanya berbekal beladiri tingkat dasar sedangkan Emmy? Gadis berambut pirang itu sama sekali tidak bisa.
Saras berdehem pelan, "Gini aja, lo dibelakang gue terus. Jangan jauh-jauh! Bawa balok buat jaga-jaga." Usulnya. Namun Emmy menggeleng tidak setuju, "Nggak! Gue tetep disamping lo. Kita lawan mereka sama-sama."
"Oke."
Keduanya mencari sesuatu yang yang bisa mereka jadikan senjata.
Sesampainya didepan pintu ruangan gelap itu, Saras menggerakkan tangan kanannya pada knop pintu. Melirik Emmy sekilas, "Siap?"
Emmy Meneguk ludahnya gugup, namun tetap mengangguk. "S–Siap."
Ceklek
Pintu itu terbuka lebar, Saras maupun Emmy seketika terdiam melihat pemandangan didepan mereka. Seluruh anak buah Athala tergeletak dilantai.
Keduanya cukup terperangah, melihat lautan pria berbadan kekar yang terdampar dilantai seperti dugong.
Namun setelahnya, mata Saras kembali mengedar untuk mencari tahu apa yang sudah ia lewatkan. Hingga kedua matanyanya bertubrukan dengan seseorang bernetra coklat terang, dengan jarak tak jauh darinya berdiri. Mata Saras memerah dan sedikit mengabur kala pandangannya bertemu dengan mata bernetra coklat yang berdiri sejauh tiga meter dari tempatnya berdiri. Bahkan Emmy sampai tidak bisa bergerak sedikitpun saat melihatnya.
"Wah.... kalian bisa keluar sendiri ternyata." Ujar seseorang, dengan kekehan ringan.
Suara itu membuat mata Saras memerah hingga akhirnya setitik air mata terjatuh dipipinya, nafasnya tercekat hingga rasanya sulit untuk menghirup oksigen.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Pramoedya series ke-1 *** Arjuna bukanlah lelaki biasa tapi dia lebih dari kata luar biasa. Parasnya sangat tampan bak manifestasi zeus dewa mitologi yunani yang tampan sekaligus kejam. Arjuna adalah malaikat pencabut ny...