JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!
Selamat membaca ❤
***
Sudah lebih dari seminggu ini Ganis mengurung dirinya dalam kamar, hal itu jelas membuat Orang tua dan kedua abangnya kelimpungan, tak ada yang bisa membujuknya keluar dari kamar barang sedetikpun.
Gadis itu bahkan menonaktifkan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya, ia butuh ketenangan agar suasana hatinya membaik. Mungkin untuk beberapa waktu kedepan?
Surat itu jelas membawa pengaruh besar bagi Ganis maupun Saras, tapi bedanya Saras tak separah Ganis. Gadis sipit itu masih mau berkomunikasi walaupun lebih pendiam dari biasanya, Gentala yang notabane nya pacar Saras merasa aneh dengan tingkah gadisnya.
Dan satu hal yang baru Ganis sadari, ternyata semua petunjuk yang ia temukan dari kotak hitam itu adalah petunjuk yang mengarah pada buku diary Amara.
409 adalah nomor kamar Amara, Dan clue itu ternyata mengarah pada buku diary, sedangkan 120119 itu kode untuk membuka kotak kayu itu.
Tapi bagaimana bisa? Siapa yang mengirimkannya semua clue yang mengarah pada hal sebesar ini? Apa tujuannya menuntun Ganis sampai sejauh ini.
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Ganis, namun ia enggan untuk beranjak ataupun menyahuti panggilan dari abangnya.
"GANIS MAKAN DULU YUK, ABANG BELIIN KAMU CIRENG SE KARDUS LOH." Teriak Nakula dari balik pintu.
Tak ada sahutan dari dalam.
"ENAK BANGET INI, ADA RASA KEJU SAMA DURIAN, BELINYA DI MENTENG. JAUH GILE TAPI DIJAMIN MANTUL." Sambungnya lagi.
Ganis tetap diam tak terpengaruh, walau dirinya merindukan cireng tapi tetap saja itu tak mudah mengalihkan pikirannya yang sedang kalut saat ini.
Nakula menghembuskan nafas lelah, ini sudah kesekian kalinya ia memancing adiknya keluar namun tetap saja diabaikan.
"Gimana?" Tanya Sadewa yang baru datang.
Nakula menggeleng kecewa, "Nggak mempan!"
Bahu keduanya seketika merosot, kalau begini terus bisa-bisa adiknya terkena penyakit cacing. Itu hanya pemikiran Nakula tentu saja, Sadewa tidak sekonyol itu pemikirannya.
"Dia masih belum mau cerita?" Tanya Nakula, dibalas gelengan samar oleh Sadewa.
"Harusnya gue pulang malem itu, bukannya nginep," Sesal Nakula.
"Gue juga."
Nakula mengangguk, "Iya, lo salah."
Sadewa mendelik tak terima, "Elo!"
"Iya, gue bener."
Bicara dengan Nakula emang bikin naik darah.
TRING!
Seketika ada bolam lampu yang muncul dalam kepala Nakula, pria itu mengembangkan senyumannya.
"AHA! GUE ADA IDE WA!"
Sadewa berjengit kaget sampai tubuhnya terhuyung kebelakang, GILA!!! Mimpi apa Sadewa punya kembaran spesies Nakula.
"Bisa gausah teriak?!" Tanyanya datar.
"Nggak bisa! Gue tuh orangnya memanfaatkan apa yang dikasih tuhan dengan baik, nggak kaya elo apalagi si Rayyan noh. Dikasih mulut cuma buat pajangan!" Sindirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Pramoedya series ke-1 *** Arjuna bukanlah lelaki biasa tapi dia lebih dari kata luar biasa. Parasnya sangat tampan bak manifestasi zeus dewa mitologi yunani yang tampan sekaligus kejam. Arjuna adalah malaikat pencabut ny...