70. Penyematan tanda Penghormatan

4.6K 378 15
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***

Hari ini tepat empat puluh hari setelah kepergian Nakula. Sesuai tradisi, foto Nakula akan dipasang diruang utama Markas—diberi pin khusus sebagai tanda penghormatan terakhir.

Di Markas juga sudah berkumpul hampir seluruh anggota Rajawali clust 23 kepemimpinan Arjuna, juga Randhu selaku tertua yang akan memimpin tradisi ini.

Ganis, gadis itu berdiri tepat disamping Arjuna dengan jemari yang saling bertaut erat. Wajahnya terlihat lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya, kantung matanya tidak lagi sebengkak sebelumnya.

"Selamat siang semua," Sapa Randhu, mulai membuka acara.

"SIANG BANG." Seru mereka serentak.

"Sebelumnya terimakasih, untuk waktu dan keiukutsertaan kalian semua pada siang ini." Ujar Randhu. "Saya, selaku tertua di Rajawali ingin mengucapkan beberapa hal yang mungkin belum pernah saya ungkapkan secara langsung kepada kalian semua."

Randhu menoleh pada Arjuna, laki-laki itu tersenyum tipis. "Arjuna." Panggilnya.

Laki-laki itu mendongakkan kepalanya, "Ya, bang?"

"Tolong berdiri disamping saya," kata Randhu.

Arjuna mengangguk patuh, laki-laki itu memberi senyumannya untuk Ganis sebelum melepaskan tautan tangan mereka. Kemudian ia berdiri gagah disisi kanan Randhu.

Arjuna masih sama. Tatapan tajam, dan menusuk. Rahangnya yang mengerat tegas, serta tubuhnya yang tegap bak panglima perang.

"Tidak terasa, hampir tiga tahun ini saya mempercayakan Rajawali kepada Arjuna." Tatapan Randhu tidak bisa berbohong—ia bangga kepada Arjuna. "Dan selama itu pula, dia selalu menjadi garda terdepan untuk Rajawali."

Ganis tersenyum kagum pada Arjuna, laki-laki itu memainkan berbagai perannya dengan sangat baik. Ganis amat bersyukur karena dua abangnya bisa menjadi bagian Rajawali, dulu ia pikir geng motor seperti itu hanya bisa tawuran saja dan ugal-ugalan dijalan. Namun dugaannya ternyata keliru, Rajawali memiliki arti lebih, mereka keluarga, teman dan tempat terbaik untuk para anggotanya.

"Dulu, saat saya membantu Gandi membentuk Rajawali pernah timbul rasa resah dan ragu." Ujarnya, "Saya takut kalau mendirikan sebuah geng motor hanya akan membangun citra buruk saja." Imbuhnya dengan tawa khasnya.

Hembusan nafas Randhu kian memberat, obsidian tajamnya menelisik Sosok-sosok yang berdiri dihadapannya saat ini.

"Tapi dugaan saya itu salah besar," Kedua tangannya terlipat kebelakang badan, "Rajawali justru menghasilkan pemuda-pemuda yang membanggakan seperti kalian." Randhu menatap mereka dengan bangga.

Gentala merangkul Opal—laki-laki itu berkaca-kaca sambil memeluk foto Nakula.

"Si Nakul pasti kepalanya gede nih kalo denger pujian bang Randhu." Gerutunya pelan, Gentala yang disampingnya mengangguk setuju. "Sebadan-badan dia gede semua pasti." Ikut menimpali dengan candaan.

"Saya, mewakili Gandi. Ingin mengucapkan terima kasih untuk kalian semua yang telah menjaga Rajawali. Saya bangga dengan kalian semua." Randhu lalu menoleh pada Arjuna, "Dan untuk kamu, Arjuna. Tidak ada lagi kata bangga untuk kamu."

Sontak saja hal itu menghadirkan kebingungan dibenak masing-masing dari mereka.

Melihat wajah tegang mereka, Randhu terkekeh berat. Ia beralih merangkul pundak Arjuna erat. "Karena laki-laki ini sangat luar biasa." Ujarnya lugas.

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang