JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!
Selamat membaca ❤
Sambil dengerin lagu dimulmed yah, biar tambah kerasa feel nya
***
Sinta keluar dari ruang kepala sekolah dengan nafas lega setidaknya satu tugasnya selesai, ia menyusuri koridor sekolah dengan senyum mengembang berharap semua akan berjalan seperti semestinya.
"Sinta."
Deg
Sinta sangat mengenal suara itu, suara yang selalu ingin dia dengar tapi itu dulu. Semua berubah mulai saat sinta mengucap ingin menghapus perasaannya. Dia Rayyan pria yang ingin dia hindari.
Sinta membalikkan badannya menatap pria itu dengan raut wajah datar.
"Ya?" Tanyanya dingin.
Rayyan merasakan getaran hebat dihatinya untuk pertama kalinya, pria itu menatap Sinta dengan sorot mata lembut tak ada tatapan dingin seperti biasanya.
"Bisa bicara?"
"Maaf kak, gabisa!" Saat ingin berbalik Rayyan mencekal lengannya.
"Lo, serius?" Tanya Rayyan.
"Untuk?"
"Mundur."
Sinta menyingkirkan tangan Rayyan dari lengannya. "Aku gapernah seserius ini sebelumnya."
"Gu—"
"Aku, minta maaf."
Rayyan mengernyit bingung.
"Maaf, karena udah lancang untuk masuk dalam hidup Kak Rayyan."
"Sin—"
Sungguh, Sinta berusaha setengah mati untuk tak menumpahkan cairan bening dari pelupuk matanya.
"Selama ini aku berusaha jadi matahari untuk mencairkan dinding es dihati kamu. Tapi, bukan sinar aku yang kurang hangat, melainkan kamu sendiri yang menolak sinar itu datang."
"Itu alesan, lo?" Tanya Rayyan.
Sinta menggeleng dua kali. "Bukan! Tapi karna aku sadar kak Rayyan memang nggak menginginkan kehadiran Sinta."
Hati Rayyan mencelos mendengar setiap kata yang dilontarkan Sinta, mengapa rasanya sangat pedih.
"Ternyata, sesakit ini ya rasanya cinta sama Kak Rayyan. Tapi kita ngga bisa memilih hati kita berlabuh untuk siapa kan?" tambah Sinta.
"Kenapa pergi?" Tanya Rayyan.
"Aku pergi karna urusan pribadi dan ngga ada sangkut pautnya sama persoalan ini," ucapnya.
"Permisi."
Sinta melangkahkan kakinya lebar meninggalkan Rayyan. Dan saat iti juga air matanya luruh tanpa diminta, perih rasanya tapi gadis itu bisa apa?
Sinta mengusap air matanya kasar. "Lo kuat Sinta, kata Lily gaboleh cengeng."
Rayyan menatap punggung gadis itu yang mulai menjauh, mengapa ada rasa tak rela saat Sinta ingin meninggalkannya?
"Hidup gue terlalu gelap buat lo, Sinta."
***"Jun, Rayyan kenapa tuh?" Bisik Nakula.
Arjuna mengedikkan kudua bahunya. "Galau kali."
Rayyan memang jarang berbicara namun dia akan tetap fokus pada pembicaraan bukan seperti sekarang melamun dengan tatapan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Pramoedya series ke-1 *** Arjuna bukanlah lelaki biasa tapi dia lebih dari kata luar biasa. Parasnya sangat tampan bak manifestasi zeus dewa mitologi yunani yang tampan sekaligus kejam. Arjuna adalah malaikat pencabut ny...