35. Penyerangan

8.6K 699 226
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

AYO ABSEN DULU KALIAN DARIMANA?

KASIH EMOJI 💋 DULU DONG

Selamat membaca

***

Hembusan angin menerpa wajah seorang gadis yang duduk dihamparan rumput disuatu tanah lapang, surai indah gadis itu berterbangan hingga menutupi sebagian wajahnya.

"Ganis." Gadis itu menoleh pada seseorang yang memanggilnya.

"Gue udah duga lo pasti kesini." Ganis kembali mengalihkan pandangannya ke hamparan rumput hijau didepannya.

"Hari ini perayaan hari persahabatan kita, Saras." Ganis menghembuskan nafas pelan. "Kadang, gue pengen kita kumpul bertiga kaya dulu."

Saras duduk disamping Ganis, menarik kepala sahabatnya untuk bersandar dipundaknya. "Mara pasti sedih liat lo kaya gini."

Tubuh gadis itu bergetar pelan, sudah Saras duga ia pasti menangis. Bagi Saras kehilangan salah satu sahabat terbaiknya adalah sebuah mimpi buruk, dirinya selalu berharap agar segera bangun dan melupakan mimpi itu. Namun sayangnya semua nyata.

"Bukan cuma lo yang kehilangan Ganis, gue juga. Kehilangan lo dan Mara itu nggak pernah ada dalam list kehidupan gue." Ganis semakin terisak dan memeluk Saras erat.

"Lo gadis kuat, kebanggaan gue dan Mara. Kita harus ikhlas, kan lo sendiri yang bilang ke gue." Saras melepas pelukan mereka dan menghapus air mata Ganis. "Kita bisa Ganis! Secepatnya bajingan itu akan bertanggung jawab atas semuanya."

Ganis mengangguk. "Lo bener, gue gaboleh cengeng."

"Jadi, kita mau mulai dari mana?" Tanya Saras.

"Om Anthoni." Saras mengerutkan dahi bingung. "Apa hubungannya?"

"Ada beberapa hal yang gue sembunyiin dari lo, Saras."

"Apa?"

Ganis menghembuskan nafas pelan, lalu perlahan dirinya menceritakan semua yang terjadi beberapa waktu terakhir ini. Mulai dari penyerangan dan terror yang selama ini dia dapat, sampai tato naga dan kotak misterius yang dia terima.

Gadis itu menceritakannya tanpa ditambahi atau dikurangkan, Saras? Gadis itu menutup mulut dengan sebelah tangannya karena terkejut. Sahabat macam apa dirinya? yang tak mengetahui sedikitpun tentang hal yang dialami oleh Ganis selama ini.

"KENAPA LO NGGAK JUJUR HAH?! Lo anggap apa gue selama ini, Ganis?!" Saras membentak gadis itu, meluapkan segala emosinya.

"Bukan gitu maksud gue, Sar."

"Trus kenapa lo nggak cerita? Apa gunanya gue sebagai sahabat lo?!" Ganis segera memeluk Saras yang mulai terisak, bukan ini yang dia harapkan.

"Saras, gue sayang sama lo." Gadis itu mengusap air mata Saras. "Keselamatan lo itu prioritas gue."

Saras menggeleng kuat. "Gue sahabat lo! Orang yang akan selalu berjalan disamping lo apapun yang terjadi!"

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang