JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!
Selamat membaca ❤
***
Sepulangnya dari Garut, sebagian anggota Rajawali memilih tinggal dimarkas seraya membersihkan diri disana. Weekend begini memang paling enak kalau kumpul di Markas.
"SIAPA YANG NGAMBIL KAOS GUE WOI?!!" Nakula turun dari lantai dua seraya berkacak sebal. "Ngaku lo pada? Siapa yang ambil hah?" Desaknya lagi. Dengan menatap tajam pada semua orang.
Selalu begini. Nakula itu bakalan sensi kalo ada yang ngambil kaosnya sembarangan. Bukannya pelit, tapi pakaian yang bisa dikenakan bersama sudah ia pisahkan dilemari coklat. Sedangkan kaos pribadinya dilemari warna biru.
Opal dan Danis yang semula membuat bumbu rujak dan mengupas mangga hasil panen tadi menoleh kompak. Keduanya lantas saling pandang.
"Lo berdua kan pasti?!" Tuduhnya, pada Opal dan Danis.
Keduanya sontak menggeleng kuat. "Bukan gue ya, njeng." Opal membantah langsung.
"Gue apalagi." Danis ikut menimpali.
Nakula berdecak kesal. "Alahh, lo berdua kan yang sering pinjem baju gue. Kan udah dibilang, dilemari coklat. Bukan biru oncomm." Gemasnya.
"Cepet balikin! Mau gue pake nih anjir."
"Dibilang bukang kita kok lu maksa." Opal ikut kesal dituduh tanpa bukti begitu. "Gue ngaku nih emang sering pinjem, tapi hari ini enggak ya njir."
"Ya terus siapa?" Tanyanya, lalu menoleh pada Danis. "Lo? Balikin sini ah."
Danis menatapnya malas, ia berjalan mendekati sofa dimana ada Arjuna dan Sadewa.
"Lo nyari kaos 'kan?"
"Iya, sini cepetan." Ujarnya tak sabaran.
Danis dengan santai duduk diantara Arjuna dan Sadewa, keduanya nampak sibuk dengan ponsel masing-masing dan tidak menghiraukan keributan sekitarnya.
"Wa," Danis menyenggol lengan Sadewa pelan. "Hmm?" Sadewa hanya membalas dengan gumaman saja.
"Turunin tangan lo deh, wa," ujarnya.
Sadewa menoleh dengan wajah heran, "Ngapain?"
Danis menggigit gemas bibir bawahnya, lalu dengan paksa ia menurunkan kedua lengan Sadewa yang semula melipat didepan dada menjadi kesamping tubuhnya.
"Tuh baju lo." Kata Danis setelahnya.
"Mana? Mana?" Nakula mendekat pada Danis.
"Buka biji mata kau lebar lebar, tuhh liatt. Liat yang bener." Danis menunjuk-nunjuk kedua matanya dengan jari seolah tengah mengajarinya melihat. "Percuma ganteng, gatau cara gunain mata."
"Dimana sih anjir? Lo nipu gue?" Tanya Nakula kesal.
Masalahnya Nakula nggak paham mana yang ditunjuk sama Danis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Pramoedya series ke-1 *** Arjuna bukanlah lelaki biasa tapi dia lebih dari kata luar biasa. Parasnya sangat tampan bak manifestasi zeus dewa mitologi yunani yang tampan sekaligus kejam. Arjuna adalah malaikat pencabut ny...