65. The War (1)

3.3K 373 316
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***

Ratusan motor besar sudah memenuhi halaman markas Rajawali, mereka beserta Arjuna sudah siap untuk menyelesaikan permainan itu. Bendera serta perlengkapan tempur bahkan sudah mereka persiapkan. Arjuna mengenakan jaket kulit bertuliskan Rajawali dibagian punggung, serta headbelt merah yang menghiasi lengan kekarnya.

Laki-laki bertengger manis diatas motornya dengan membonceng sang wakil, Gentala. "Semua udah siap?" Tanyanya pada sang wakil.

"They are more than ready, tinggal nunggu komando dari lo, Ketua." Jawabnya dengan lugas.

Arjuna menganggukkan kepalanya, pria itu mengenakan helm-nya kemudian berseru keras. "RAJAWALI!"

"WILL NOT RETREAT BEFORE THE WAR!" Jawab mereka lantang.

"RAJAWALI," Seru Gentala dengan mengangkat bendera kebanggan mereka.

"SOLIDARITY IS NUMBER ONE!"

"JALAN....!!"

Deruman motor besar mereka saling bersahutan, motor Arjuna dan para inti lainnya memimpin pada bagian depan diikuti jajaran motor anggota lainnya.

Perjalanan mereka mengarah ke Jakarta Timur, tepat dititik terakhir yang berhasil mereka lacak sebagai posisi terakhir Ganis.

Hampir satu jam perjalan mereka tempuh untuk sampai dilokasi itu, benar yang Danis bilang. Lokasi ini jauh dari permukiman warna dan sama sekali tidak ada pos keamanan. Itu artinya penculikan ini direncanakan dengan sangat matang.

Arjuna diikuti anggota lainnya serentak turun dari kendaraan masing-masing, laki-laki itu menoleh pada Danis, "Dan, tanya Lily dimana posisi Ganis." Perintahnya.

Pria itu memegang earpiece menggantung ditelinganya. "Ly, lo denger suara gue?"

Terdengar grasak-grusuk dari sebereang sana.

"Lo kira gue budeg?!"

Danis menahan senyumnya, lalu berdehem pelan. "Kita udah sampai dilokasi yang lo bilang, berapa jarak lagi buat sampai ke Ganis?" Tanyanya, terdengar suara ketukan pada keyboard lalu gadis itu bersuara lagi.


"Kalian udah deket, jaraknya tinggal 20 meteran lagi."


"Thank you, ly." Danis berucap.

"Hemm... good luck, and..... take care, Danis." Balas Lily dengan nada yang terdengar tulus bagi Danis.

Sambungan itu terputus sepihak, namun meninggalkan getaran yang tak biasa untuk Danis.

"Gimana?" Tanya Opal penasaran, Pria itu mengangguk sekali, "Kata Lily, jarak kita ke Ganis tinggal 20 meter lagi." Jawabnya.

"20 meter apanya nyet?! Disini cuma ada pohon doang, logikanya kalau 20 meter kita bisa liat manusia. Lah ini? Bayangan aja nggak keliatan." Gemas cowok rambut kriting itu.

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang