JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!
Selamat membaca ❤
***
Hari ini adalah peringatan penting untuk Arjuna terutama Rajawali, Hari peringatan meninggalnya Gandi. Setidaknya sudah lebih dari lima ratus anggota dari angkatan pertama sampai angkatan yang dipimpin oleh Arjuna memenuhi area pemakaman daerah Garut, kota kelahiran Gandi. Mereka juga serta merta mengajak Mak Jas.Arjuna bahkan mengesampingkan dulu penyelidikannya terhadap pelaku yang sudah mencelakai Papanya, jangan salah paham dulu. Nadim dan keluarganya tetap prioritas utama, tapi untuk sekarang tanggung jawabnya sebagai seorang ketua juga harus ia junjung tinggi. Lagipula Nadim malah sudah lupa akan kejadian malam itu, dan sudah bersikap biasa saja seperti tidak terjadi apapun.
Arjuna sampai dibuat geleng kepala oleh tingkah ayahnya sendiri. Impressive!
Satu persatu karangan bunga diletakkan diatas tanah makam tempat peristirahatan terakhir Gandi, Mak Jas bahkan sudah tidak tahan untuk menahan isak tangisnya disebelah Randhu.
Arjuna melangkahkan kakinya mendekat pada gundukan tanah itu, menekuk salah satu lututnya tepat disamping batu nisan Gandi. "Assalamualaikum, Bang Gandi. Saya datang kesini selain untuk memberikan doa juga ingin mengucapkan terima kasih."
"....Terima kasih untuk semua perjuangan serta pengorbanan bang Gandi untuk Rajawali. Untuk semua bimbingan dan arahan yang selalu kami dapat, untuk semua nasehat dan teguran yang kami terima. Saya tidak mungkin menjadi seperti sekarang kalau bukan karena didikan Abang. Sedikit kabar baik yang ingin saya bilang, kalau hubungan saya dan Papa sudah membaik seperti dulu." Arjuna tidak menangis, dia sudah berjanji pada Gandi untuk menjadi penopang bagi Rajawali, ia tidak boleh lemah sedikitpun.
Hampir semua orang disana seakan terlempar pada masa lalu, dimana mereka pernah merasakan bagaimana hangatnya seorang Gandi saat menasehati, juga tegas dan berwibawanya saat berada turun kemedan perang mempertaruhkan kejayaan Rajawali. Danis, Nakula, Opal yang biasanya banyak bicara pun tak kuasa menahan tangisnya dibalik kacamata hitam yang mereka pakai.
Arjuna mengusap beberapa kali nisan Gandi, lalu beranjak dari posisinya kembali ketempat semula, disebelah Randhu.
Randhu menginterupsi mereka lewat ketukan deheman ringan, hingga semua pandangan tertuju padanya.
"Saya tau kalau sosok Gandi sangat membekas dalam ingatan kalian, bagi saya sendiri beliau bukan hanya seorang pemimpin tapi juga saudara yang selalu melindungi keluarganya." Mata Randhu selalu memancarkan rasa bangga saat menyebut nama Ketuanya itu. "Saya harap walaupun Gandi sudah tidak bersama kita lagi, tapi amanah yang dulu diberikan untuk menjaga Rajawali tetap kalian ingat dan laksanakan."
Mengambil nafas perlahan lalu menghembuskannya teratur, "Mari kita kirimkan doa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa dipersilahkan."
Untuk sejenak mereka menundukkan kepala, memberikan doa terbaik untuk mendiang Gandi Alamsyah.
"Berdoa selesai," Interupsi Randhu, dan diikuti oleh semua anggota.
"Berhubung hari sudah mulai terik, kita kembali dulu kerumah Mak Jas. Setelah Dzuhur baru kita kembali ke Jakarta." Ujarnya lalu melirik Mak Jas yang berada disampingnya. "Mak Jas bisa duluan, saya masih ada perlu dengan Arjuna. Tidak apa-apa Mak?"
Wanita paruh baya itu menepuk tangan Randhu yang berapa dipundaknya dengan pelan, lalu mengangguk dengan senyuman.
Setelahnya mereka membubarkan diri, tinggallah Randhu dan Arjuna masih dengan posisi menghadap makam Gandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Pramoedya series ke-1 *** Arjuna bukanlah lelaki biasa tapi dia lebih dari kata luar biasa. Parasnya sangat tampan bak manifestasi zeus dewa mitologi yunani yang tampan sekaligus kejam. Arjuna adalah malaikat pencabut ny...