37. Sebuah Janji

8.2K 635 88
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***

Semua orang menoleh kearah teriakan tersebut.

Mereka membulatkan mata kaget, melihat siapa yang tersungkur ketanah dengan keadaan berlumuran darah disekitar lengan kirinya.

Cakra, laki-laki itu meringis menahan sakit yang luar biasa pada lengannya yang tertusuk oleh pisau lipat.

Arjuna terpaku, melihat serangan tiba-tiba itu. Dari bentuknya saja pria itu sudah bisa menebak kalau pisau yang digunakan memiliki tipe Benchmade Knife Company, salah satu jenis pisau tertajam dan paling diincar para kolektor pisau didunia.

"Well, lihat siapa yang banci disini?"

Suara itu mengalihkan pandangan mereka pada seseorang yang berdiri sekitar 20 meter dari posisi Cakra, Laki-laki itu mengarahkan pandangannya pada seseorang yang menusuknya dan..

Gotcha!

Ia menurunkan kupluk crop Hoody yang ia kenakan, hampir semua orang dilapangan Asoka terperangah takjub melihatnya.

"Terpesona....," Secara spontan Jalu malah bernyanyi.

"AKU TERPESONA..." Sahut Pandji tak kalah heboh sembari memukul mukul dadanya maju mundur.

"Memandang.. memandang wajahmu.... " lanjut Jalu, bukan cuma mereka berdua tapi hampir setengah dari pasukan Rajawali disana.

"YANG MANNISS.... " Gila bisa-bisa mereka konser diwaktu lagi tegang begini.

Kadang suka heran, Geng motor yang digadang gadang nyeremin banget kalo ketemu bisa begitu kelakuannya. Anak dangdut semua emang.

"Apakah aku mimpi?" Tanya Jalu setelahnya, "Tolong cubit akuh!"

Pandji yang berada disampinnya reflek menggeplak kepala laki-laki itu, baik kan? Mintanya cubit dapetnya tabokan

"SAKIT SYALAN!" Jeritnya sambil mengusap kepalanya yang nyut nyutan.

Sedangkan sang pelaku memasang wajah sok bersalah. "Aw gue sengaja, tangannya nackal."

Jalu mengepalkan kedua tangannya gemas, untung saja dirinya masih bisa menahan diri agar tak menjitak balik kepala sang pelaku dan memilih mengelus dada sabar. "Kalo jalu sabar, nanti jadi ganteng kaya bang juna. Aamiin."

"Mimpi di siang bolong begini ngga bagus wahai para rakyatku." Timpal Banu yang tak jauh dari posisi keduanya.

"Sirik aja lo!" Sungut Jalu.

"Suka-suka dong!"

"Heh an-"

"Brisik!" Desis Raden tajam.

Keduanya meneguk air liurnya susah payah, kalo Raden sudah bersuara artinya itu tanda bahaya, auranya itu loh bikin merinding.

Bintang yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala, melihat tingkah Raden yang sifatnya 12-12 dengan Rayyan padahal mereka bukan saudara.

"Itu siape yarobun?" Tanya Shakti setengah syok dengan tampang kagetnya.

"Itu siape yarobun?" Tanya Shakti setengah syok dengan tampang kagetnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang