13. Lunchbox

17.7K 1K 88
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***

TRANGG

PRANGG

DUGG

Seorang gadis Mengusap pelan dahinya Lalu mengedarkan penglihatannya pada sekelilingnya "siapasih yang masang lemari disini," gerutunya.

"Duhh mampus gue, itu piring kok bisa pada melayang kemana-mana sih?, trus panci kenapa juga harus bengkok segala kalo mama tau bisa dimutilasi gue dapur berantakan gini." Keluhnya menatap perabotan dapur mamanya dengan prihatin.

Mau tak mau ia harus membereskannya sebelum sang ibu negara melihatnya.

"Kamu ngapain?"

"HUAAAAA," teriaknya. "Ishh abang ngagetin aja kalo jantung aku brojol gimana," kesalnya membuat Sadewa terkekeh.

"Tumben udah bangun?" Ganis melanjutkan beres-beresnya. "Ini semua gara-gara setan 4G itu."

"Ha? Siapa?"

"Arjuna lah,"

"Trus 4G?"

"Gila, Gesrek, Garang,untung Ganteng," jelasnya membuat Sadewa terkekeh

"Kamu buat apa emang sampe dapur kaya kapal pecah gini?" Membuat Ganis melayangkan tatapan sinis pada abangnya. "Gausah nyebelin deh bang, tuh liat sendiri di meja," Sadewa melihatnya dan berusaha menahan tawa.

"Kenapa sih kok tutup mulut?"

Sadewa menggeleng "kamu serius ini buat Arjuna?" Tanyanya membuat Ganis mengerutkan Dahinya. "Emang ada yang salah ya?" Sadewa menggeleng lalu beranjak meninggalkan ganis didapur setelahnya ia tertawa puas melihat hasil karya Ganis.

"Kenapa sih? masakan gue kayanya oke-oke aja, bodo amat deh yang makan bukan gue ini." Lalu beranjak menuju kamarnya untuk bersiap berangkat sekolah.


***


Arjuna tengah bertengger di motornya bersiap berangkat sekolah namun panggilan ayahnya menghentikan aktifitasnya.

"Arjuna kamu ada waktu sebentar?" Arjuna melepas helmnya dan mengangguk.

Nadim memandang wajah putranya sendu "Maafin papa Arjuna, karna papa kamu dan mamamu menderita andai papa bisa mengulang waktu papa janji nggak akan membuat kalian kecewa," Arjuna menatap papa yang selama ini ia benci meneteskan air mata didepannya.

"Andai papa bilang apa alasannya mungkin Juna nggak akan benci papa dan keluarga kita akan tetap seperti dulu," juna menghela nafas pelan. "Juna selalu berfikir Caca adalah alasan keluarga kita hancur, tapi waktu itu mama bilang kalau Caca bukan anak kandung papa apa itu benar?" Nadim menatap intens putranya dan mengangguk.

"Lalu siapa orang tua kandung Caca?"

"Untuk saat ini papa belum bisa menceritakkannya Juna, mohon mengerti posisi papa," mohonnya dan Arjuna mengangguk paham. "Mau kembali jadi jagoan papa Juna?," Arjuna turun dari motornya dan memeluk erat papanya.

"Maafin Juna pah, Juna egois selama ini," papanya menggeleng dalam pelukan "Papa yang salah nak bukan kamu, terima kasih sudah mau menerima papa kembali jagoan."

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang