JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!
Selamat membaca ❤
***
Hampir 1 jam berlalu setelah acara cakar menyakar yang dilakukan Ganis, kini Arjuna mengajak Ganis untuk berkeliling pasar malam. Aneh memang Ganis pikir pria itu hanya tau tawuran dan balapan saja ternyata dia bisa bersikap manis juga.
"Ihhh juna mau itu," pekik Ganis heboh membuat Arjuna tersentak kaget.
"Gausah teriak, Ganis. Ngga cape apa tenggorokan kamu," seru Arjuna.
"Mulut, mulut siapa?"
"Kamu."
"Tuh tau jadi gausah protes mulu, beliin itu dong juna please," mohon Ganis dengan wajah memelas.
Arjuna mendengus pelan gadis itu benar-benar dengan mudah membuatnya luluh. "Duduk disini jangan kemana-mana," Ganis tersenyum manis dan mengangguk.
Arjuna mendekati penjual arum manis yang berada tak jauh dari tempat duduk Ganis.
"Pak arum manis 1 ya."
Penjual itu menyerahkan 1 bungkus arum manis pada Arjuna. "Berapa pak?"
"Lima belas ribu nak." Ucapnya masih mempertahankan senyum ramah dibalik wajah rentannya.
"Ini pak,"
"Aduh nak saya gaada kembalian, soalnya baru laku 3 biji," terangnya.
Ganis yang sudah menunggu lama akhirnya mendekati Arjuna dipojok sana.
Arjuna tersentak kaget karena ada tangan mungil yang menepuk pundaknya. "Kok lama sih?"
"Bapaknya gaada kembalian." Ganis menodongkan tangan membuat Arjuna menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Siniin dompet kamu!"
Tanpa kata Arjuna menyerahkan dompet mahalnya secara gamblang. Ganis mengeluarkan lima lembar uang ratusan ribu dan menyerahkannya pada penjual arum manis. "Ini pak uangnya, jangan ditolak ya."
"Ini uangnya kebanyakan nak, lagipula saya menjual makanan hanya untuk makan sehari-hari saja," terangnya membuat Ganis tersenyum bangga.
Dijaman sekarang masih ada juga orang yang tidak terlalu mendewakan uang, bahkan bisa makan sehari 3 kali saja sudah banyak mengucap syukur, Ganis saja yang hidup berlimang harta masih sering mengeluh. Jika boleh jujur Ganis sangat malu pada bapak penjual arum manis itu.
"Kalo bapak ngga mau nerima uangnya itu artinya saya ngga mau deket lagi sama cowok di sebelah saya ini," Arjuna menganga lebar mendengarnya.
"Eh apa ap—"
"Gimana pak?" Bapak penjual itu bingung, bahkan sekarang Arjuna sudah menangkupkan kedua tangan didepan dada dengan wajah sememelas mungkin agar dia mau menerima uangnya.
Ganis terkekeh geli melihat tingkah Arjuna itu.
"Yasudah saya terima uangnya, nggak tega saya liat mas gantengnya mukanya melas banget. Pasti kalian lagi PDKT ya," tebak si bapak.
"Doain ya pak, dia galak kaya macan bunting soalnya, susah dijinakin," bisik Arjuna pada si bapak.
Bapak itu hanya tersenyum geli mendengarnya.
"Kamu bilang aku kaya macan bunting hah!" Arjuna hanya menyengir bodoh sedangkan sibapak sudah terkekeh geli.
"Yaudah ya pak kita permisi, calon pacar saja lagi mode ngambek," pamit Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Pramoedya series ke-1 *** Arjuna bukanlah lelaki biasa tapi dia lebih dari kata luar biasa. Parasnya sangat tampan bak manifestasi zeus dewa mitologi yunani yang tampan sekaligus kejam. Arjuna adalah malaikat pencabut ny...