34. Isi Kotak Hitam

8.4K 636 154
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

APA KABAR KALIAN? MASIH NUNGGUIN ARJUNA NGGAK NIH?

KASIH EMOJI DULU DONG 💋

Selamat membaca

***

Rayyan memandang seorang gadis yang sedang tidur pada lipatan tangannya diatas meja, Rayyan mendekatinya dan duduk disebelahnya. Saking khusyuknya tertidur gadis itu bahkan tak sadar akan kehadirannya.

Tak sia sia dirinya membujuk Teman-teman Gadis itu untuk mengijinkannya mengantar Bubur pesanan Sinta.

Dan jangan harap Rayyan membujuk dengan wajah memelas dan tutur kata lembut, itu tidak mungkin! Yang ada pria itu membujuk dengan dingin tan tatapan tajamnya.

GIMANA NGGAK NGERI COBA?!!

Dan satu fakta yang Rayyan ketahui saat dirinya tak sengaja mendengar obrolan mereka sewaktu dilapangan tadi, Bahwa Sinta masih memiliki rasa yang sama padanya. Dan Rayyan tidak akan menyia-nyiakan hal itu.

Sungguh ini kali pertamanya bagi pria itu mendapat kesempatan untuk memandangi Sinta sampai sedekat sekarang. Tangannya terulur untuk mengelus rambut halus gadis itu.

Gadis itu nampak menggeliat tak nyaman, dengan segera Rayyan menarik tangannya.

"Eunghh." Lengguh Gadis itu, lalu perlahan membuka kelopak matanya.

Gadis itu mengerjapkan matanya, lalu berusaha mengumpulkan nyawanya.

"Ekhem."

Tunggu dulu. Bukannya tadi gue sendiri dikelas?

"Ekhem."

Nah loh! Kok suaranya muncul lagi?

"Ekhem." Deheman Rayyan kali ini lebih keras membuat gadis itu tersentak kaget dan refleks menoleh pada Rayyan.

Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, memastikan bahwa apa yang dilihatnya bukan sekedar halusinasi belaka. Rayyan tersenyum tipis, menggemaskan sekali batinya.

"Sinta." Panggilan itu membuatnya tersadar seratus persen, kali ini dirinya yakin kalau tidak sedang halu.

Rayyan menyerahkan bungkusan plastik yang isinya bubur ayam.

"Kenapa?." Tanyanya dingin.

"Nganter itu." Sinta mengangguk paham. "Trus ngapain masih disini? Urusannya udah selesai kan."

Rayyan menggeleng lalu mengambil tempat disebelah gadis itu. "Gue harus pastiin lo makan bubur itu sampai habis, katanya lo belum makan dari pagi, kan?"

Sinta mengedipkan matanya beberapa kali, dia tidak salah dengar bukan.

Demi upin ipin yang sekarang Glow up, Rayyan berbicara lebih dari 2 kata?!!

"Tadi itu enam belas kata?"

"Hm." Balas Rayyan kembali dalam mode mute.

"Ngomong gratis kali, ngirit amat." Cibir Sinta membuat Rayyan tersenyum tipis.

"Makan!"

"Galiat ini baru dibuka?" Dumel Sinta.

Sinta tak kunjung memakan buburnya, membuat Rayyan bingung.

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang