62. Kecolongan

3.2K 351 338
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***


"Selamat pagi dunia tipu-tipu," Teriak Lily ceria dari ambang pintu.

Tak ada sahutan sama sekali, bahkan decakan sekalipun tidak. Ini mereka kenapa lagi yatuhan??! Lily pusing banget kalo mereka mode sariawan berjamaah kayak sekarang. Padahal hari ini bisa dibilang indah karena Free Class.

"Kalian tuh kenapa lagi sihhh?? Ini kita Free Class lohhhh, gamau pada seneng-seneng apa?" Gadis itu berkacak pinggang heran.

Ganis yang tadi menelungkupkan wajah dimeja langsung mendongak dengan wajah jengah sekaligus ngantuk. "Ly, jangan sampe sepatu gue silahturahmi lagi dikepala lo ya." Geramnya.

"Ya abisan, kalian tuh kek mayat tau nggak. Semangat donggg, idup tuh harus penuh dengan pengalaman yang tak terlupakan." Ujarnya agak melankolis.

"Cih gaya banget lo cil," cibir Aldo.

Lily berjalan ketempat duduknya, tapi dia merasa seperti ada yang kurang, tapi apa??

"Wait! Kok gue nggak liat partner lambe gue ya? Dimana tuh anak?" Tanyanya dengan menyipitkan matanya.

"Tadi sih bilangnya mau ke toilet, palingan ngapel dulu." Hanggini menjawab dengan memainkan ponselnya.

Kening Lily berkerut dalam, "Lah ngapel darimananya jamilah? Orang tadi gue lihat kak Genta main basket sama anak kelasnya."

"Tunggu aja dulu, kebelet banget kali si Saras." Ujar Ganis yang masih setengah mengantuk.

Lily mengangguk lalu duduk disamping Sinta, "Eh Sin, gosip sama gue yuk!"

Gadis itu menolehkan kepalanya dengan wajah berbinar, "Ayok! Tapi mau gosipin siapa?"

"Itu loh si Jeki senior kelas Ips 5 katanya dia buntingin anak orang anjir." Pekiknya heboh sampai mengundang tatapan penasaran anak lainnya.

"Haha masak sih?"

"Anjir banget lah, dia tuh yang pendiem itu bukan sih?"

Lily mengangguk semangat, "Iya, mukanya padahal kayak ustadz. Adem gitu diliatnya. Eh gataunya langsung buntingin anak orang aja."

"Gitu tuh kalo nggak pernah Sex Education sejak dini, salah pergaulan dikit aja langsung kayak gitu." Kata Bintang, "Kesayangan anak ips tuh dia."

Banu yang tadinya masih bermain PUBG kini sudah ikut bergabung dengan para ciwi-ciwi kelasnya.

"JEKI YANG ANAK OLIM ITU BUKAN SIH?!"

Akhirnya sesi gosip berjamaah itu dimulai, dimana Lily sebagai narasumber nya dan anak lainnya sebagai reporter yang bertanya. Gosip itu seperti pipa rucika, yang mengalir sampai jauh tanpa bisa dibendung.

***

Sudah lebih dari satu jam yang lalu, dan Saras masih belum kembali. Ponselnya tidak bisa dihubungi. Ganis dengan anak anak kelas sudah mencarinya sampai sudut sekolah. Tapi nihil.

Ganis menggigit ibu jarinya, kebiasaan yang sering dilakukannya saat merasa gelisah.

Tak lama Banu datang bersama Bintang, gadis itu langsung menyerbunya dengan rentetan pertanyaan. "Gimana? Saras ada nggak? Gue telfon gabisa daritadi." Tanyanya panik.

"Sorry, Gan. Kita udah keliling sampai kebelakang sekolah. Tapi gaada juga," Ujar Banu, mendengar itu lutut Ganis langsung melemas.

"Ganis," Pekik Lily dan langsung menangkap tubuh gadis itu, "Astaga, lo kenapa??"

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang