59. Ketakutan

4K 408 63
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DIBAWAH KARNA GRATIS!! JAN JADI SIDER PLEASE ANG JUGA BUTUH SEMANGAT!!

Selamat membaca

***


Arjuna pikir permintaan aneh Papanya hanya dianggap lelucon saja oleh Anthoni, tapi dia salah besar. Anthoni benar-benar membelikannya. Dan yang lebih membuat Arjuna gondok lagi adalah, Papanya itu seakan ingin merebut Ganis darinya. Drama hidup Arjuna sungguh sangat membagongkan.

Lihat saja sekarang Ganis malah asyik sendiri dengan Nadim, membahas berbagai jenis drakor atau pun bias mereka masing-masing. Arjuna merasa diabaikan.

"Ganis, kalo om biasin Taehyung gapapa 'kan?" Tanya Nadim.

Ganis berpikir sebentar, "Gapapa om." Balasnya. "Aku juga sering oleng ke V kok, dia ganteng banget 'kan om."

"Ganteng! Kayak om." Nadim berkata sombong.

Ganis terkikik geli, "Gantengan mana sama Arjuna?" Tanyanya iseng, sambil melirik orang yang ia ghibahkan. Nadim langsung menjawab, tanpa ragu. "Arjuna mah gantengnya gaada 1% dari om, Ganis. Masih kalah jauh."

Mereka asyik menggibah, padahal Arjuna duduk disamping keduanya. Laki-laki lama-lama muak juga digosipin sama papanya sendiri.

"Ganis," Panggil Arjuna, tapi diabaikan oleh gadis itu membuatnya tersenyum kecut. "Kamu belum mau pulang?"

Kali ini Ganis menoleh tapi dengan tatapan sengitnya, "Ngusir nih?!"

Pria itu gelagapan, "Bu—Bukan ngusir, Ganis. Ini udah malem Orangtua kamu pasti khawatir."

"Dirumah kamu ini, aku juga udah telfon Papa kok tadi." Kata Ganis Santai lalu melanjutkan obrolannya yang tertunda bersama Nadim.

Arjuna menyerah, ia beranjak meninggalkan keduanya dengan tampang cemberutnya. Dapur adalah tempat pilihannya, disana juga sudah ada Lasmini dan Cantika yang sedang membuat kue.

Pria itu duduk di mini bar meraih gelas mengisinya dengam air putih lalu meneguknya sampai tandas.

"Mama, abang tuh mukanya cemberut," adu Cantika pada Lasmini.

Wanita itu langsung berbalik dan benar saja ia menemukan raut cemberut diwajah tampan putranya itu, "Mama samperin abang dulu ya, kamu jangan banyak gerak nanti jatuh." Pesan Lasmini dibalas anggukan patuh gadis kecil itu.

"Loh abang kok mukanya cemberut gitu," Lasmini memang sengaja memanggil Arjuna dengan sebutan 'Abang' tujuannya agar Cantika merasa nyaman saat memanggil Arjuna dengan sebutan itu.

Tidak ada jawaban dari Arjuna, lalu wanita teringat akan sesuatu kemudian terkekeh kecil.

"Hemm, kamu pasti cemburu ya Papa lebih deket sama Ganis." Tebak wanita itu tepat sasaran, hal itu semakin membuat Arjuna menekuk wajahnya. "Papa sejak kapan sih jadi nyebelin gitu mah?"

Lasmini tersenyum geli, "Papa memang gitu daridulu kamunya aja yang nggak tau."

"Salah pergaulan pasti nih si Papa!" Ujarnya jengkel.

Lasmini menggelengkan kepalanya heran, mereka berdua itu kalau dijadikan satu kadang kompak, kadang meresahkan, kadang juga menguras kesabarannya.

"Mama cookies Caca sudah selesai," Cantika serunya senang sambil menunjukkan hasil karyanya pada Lasmini.

Lasmini langsung menghampiri putri kecilnya yang memegang dua cookies coklat yang sudah selesai dihias.

"Wah, cantik sekali. Lebih bagus dari punya mama," pujinya.

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang