HAI-HAI NETIZEN, KEMBALI GUE HADIR HEHEHE
TERIMA KASIH YANG UDAH SETIA NUNGGUIN CERITA AING. TERHURA AING.
KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF YAH
💜HAPPY READING💜
Dengan langkah lebar Ava memasuki rumahnya. Sejak kejadian di koridor kampus yang membuat heboh, Ava sudah tidak mood untuk mengikuti mata kuliah selanjutnya. Beruntung, ternyata mata kuliah kali ini dipindah hari karena dosen yang mengajar berhalangan hadir. Ava terus melangkah tanpa mempedulikan penghuni rumah. Hingga langkahnya terhenti saat dirinya hendak menaiki tangga.
"Tumben cepat pulang, Va?" tanya seorang perempuan paruh baya. Ava pun segera menghampirinya dan salim pada perempuan tersebut.
"Iya, Bude. Soalnya jadwal kuliahnya di undur," jawab Ava ramah namun wajahnya tetap datar.
"Kamu sudah makan, Nak?" tanya bude Ava.
"Sudah Bude. Ava udah makan di kantin tadi," jawab Ava.
"Kalau gitu Ava ke kamar dulu yah, bude," pamit Ava.
Setelah budenya mengangguk, Ava pun segera meneruskan langkahnya menuju kamar yang terletak di lantai dua. Sementara bude Ava yang bernama Inka Wibowo terus menatap ke arah keponakannya tersebut. Terlihat tatapan sendu yang mendominasi di matanya. Hingga punggung Ava menghilang barulah Bude Inka melangkah menuju dapur.
****
Malam hari.
Kini Ava tengah termenung di balkon kamarnya. Menatap bintang-bintang yang bertebaran di langit. Pikiran Ava jatuh pada kejadian siang tadi. Kejadian di mana Ben nyaris menamparnya. Ava cukup muak untuk menghadapi Ben yang selalu menyalahkannya tanpa tahu fakta sebenarnya. Cukup lama Ava termenung, hingga dirinya tidak sadar jika sudah ada seseorang yang sudah berdiri di belakangnya. Barulah setelah orang itu berdehem Ava menoleh ke sumber suara.
"Apa yang kamu pikirkan, Nak?" tanya seseorang.
"Nggak mikirin apa-apa kok Pakde," jawab Ava.
"Terus kenapa tadi Pakde ketokin pintu nggak nyahut-nyahut?" tanya pakde Ava.
"Maaf Pakde. Ava tadi asik lihatin langit," jawab Ava.
"Ya udah sekarang kita makan malam dulu. Udah ditunggu sama bude," ucap pakde. Ava pun segera berjalan menuju ke ruang makan. pakde Ava yang melihat punggung keponakannya mengembuskan napasnya.
"Kenapa kamu nggak mau cerita Nak sama pakde,"batin pakde
Sebenarnya pakde Ava yang tak lain adalah Rudy Wibowo adalah seorang pengusaha yang sangat terkenal. Tentu dengan kekuasaan yang dimilikinya Rudy mengetahui kejadian di kampus Ava tadi siang. Namun, dirinya tidak ingin ikut campur urusan keponakannya selagi tidak membahayakan nyawa keponakan kesayangannya itu. Ava juga sebenarnya tidak tahu jika selama ini dirinya diawasi oleh orang-orang suruhan Rudy. Rudy sendiri melakukan ini karena tidak sesuatu terjadi untuk kedua kalinya.
Sesampainya Rudy di ruang makan dan hendak duduk, tiba-tiba suara menggelegar terdengar di pintu utama. Rudy dan Inka pun hanya bisa mengembuskan napas dan juga menggeleng. Tak lama seorang gadis datang dengan papan sketboard di tangannya. Dandanannya pun jauh dari anak gadis pada umumnya. Gadis yang berdiri tak jauh dari mereka berpenampilan layaknya laki-laki. Bahkan semua temannya di sekolah tidak ada yang perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Rebutin Dosen [END]
General FictionKisah seorang mahasiswi semester lima yang memiliki sifat dingin dan juga selalu berekspresi datar. Hidupnya sangat tenang sampai akhirnya dirinya harus berhadapan dengan tiga orang dosen idola yang memperebutkannya. Kira-kira siapa yang akan dipil...