Part 52 = Modus Versi Gavin

5.9K 850 42
                                    

HAI- HAI SEMUANNYA AKU KEMBALI UP

MAAF KALAU CERITA INI ANEH 😂😂. TAPI SEMOGA KALIAN SUKA.

KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF








💛HAPPY READING💛


































Saat ini Ava dan Citra sudah sampai di rumah keluarga Wibowo. Tak jauh dari mereka Ben sudah duduk di sofa sambil memainkan ponsel. Ketika Ava sudah berada di depannya, Ben langsung meletakkan ponselnya dan menatapnya dalam.

“Kenapa?” tanya Ava heran.

“Gimana tadi akting gue?” tanya Ben yang membuat Ava menatapnya datar.

“Akting lo jelek,” jawab Ava.

“Ck, bilang aja Kalau akting gue bagus,” ucap Ben pede. Citra pun hanya diam menyaksikan perdebatan keduanya.

“Akting lo mudah kebaca,” ucap Ava.

“Siapa Bilang? Buktinya orang-orang pada heboh karena kita ribut,” ucap Ben.

“Yaelah bilang bagus apa susahnya, sih Kak,” celetuk Nada yang membuat ketiganya sontak menoleh.

“Kok kalian sudah pulang? Ini ‘kan belum jam pulang sekolah,” ucap Citra heran.

“Guru ada rapat,” jawab Indie.

“Nana mana? Tumben nggak sama kalian?” tanya Citra.

“Nana sakit,” jawab Nada yang membuat Citra  ber oh ria.

“Jadi, sekarang dia ada disekitar kita?” tanya Ben pada Ava dan Citra.

“Ya dan lebih tepatnya tinggal di apartemen yang sama dengan Pak David. Oleh karena itu gue sama Ava nyuruh orang buat awasi dia,” jawab Citra. Sementara Indie yang sedari tadi diam pun akhirnya membuka suara.

“Kalian lagi awasi siapa, sih?” tanya Indie heran yang membuat semuanya menatapnya.

“Ratu.”

***

“Papah tenang saja. Aku aman kok di sini,” ucap seorang gadis yang tak lain adalah Ratu.

“Awasi mereka dan jangan sampai kamu lengah,” ucap Aslan.

“Oke, Pah,”

Tut


Ratu pun menatap pemandangan kota di depannya seraya meminum wine kesukaannya. Sesekali ia tersenyum misterius entah apa yang ia pikirkan. Memang seminggu ini Ratu sudah kembali ke Jakarta tanpa sepengetahuan siapa pun. Alasannya adalah untuk memantau Ava  lebih dekat. Ia dan sang Papah tak bisa mengharap banyak dari patner mereka karena itu hanya akan memperlambat rencana yang sudah mereka susun sejak lama.

Saat Ratu begitu asik dengan dunianya, dari arah belakang datang dua orang berbadan besar dan berpakaian serba hitam menghampirinya. Ratu pun menoleh dan kedua orang itu langsung menyerahkan sesuatu padanya. Dengan cepat Ratu pun melihat yang dibawa oleh anak buahnya.


“Kerja bagus. Awasi terus pergerakan mereka dan jangan sampai kalian lengah. Kalau sampai kalian lengah, nyawa kalian yang menjadi taruhannya,” ucap Ratu dingin.

“Baik nona muda,” ucap keduanya dan langsung pergi begitu Ratu memerintah. Ratu pun menatap foto-foto di tangannya seraya tersenyum. Hingga netra matanya fokus ke arah satu foto yang memperlihatkan seorang wanita paruh baya yang tersenyum.

Jika dilihat sekilas memang wanita itu tidak akan terlalu terlihat. Tetapi jika lebih diteliti wajah wanita itu akan jelas terlihat. Ratu pun menyerit melihat foto itu. Dirinya seperti pernah melihat wanita paruh baya tersebut. Tetapi, ia lupa dimana.

“Kenapa wajahnya tidak asing?”

***

Malam sudah berganti pagi yang membuat semua orang harus bangun dari tidurnya guna menjalankan aktivitas. Begitu pun dengan Ava yang kini tengah bersiap-siap untuk kuliah. Walaupun kuliah Ava siang hari tapi, Ava selalu berangkat pagi. Biasanya ia selalu stay di perpus. Kini Ava sudah siap dengan pakaian simplenya dan langsung keluar dari kamarnya. Namun, ketika ia sampai di meja makan langkahnya terhenti karena ada orang asing selain keluarganya.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang