HAI-HAI AKU KEMBALI UP NIH
KUY YANG BACA JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YAH. JANGAN KAYA DIA YANG HILANG PAS LAGI SAYANG-SAYANGNYA WKWKWK
KALAU ADA YANG TYPO MOHON MAAF YAH
💙HAPPY READING💙
"Kurang ajar memang si Asis. Rusak rambut cetar gue," gerutu Rama seraya berjalan menuju rumahnya. Pandu dan Yuda yang berada di belakangnya hanya terkekeh pelan mendengar gerutuan Rama.
Saat dirinya membuka pintu, seketika itu juga gerutuannya terhenti. Begitu pun dengan Pandu dan Yuda yang kini melongo. Terlihat seorang wanita dengan baju kurang bahan kini tengah menggoda sang papah yang tengah sibuk dengan dokumen di depannya. Rama yang geram pun langsung melangkahkan kakinya cepat dan langsung menjambak rambut wanita itu hingga membuat sang empunya menjerit. Hal itu sontak membuat Tama yang berada di samping wanita itu terkejut.
"Astaga, Rama apa yang kamu lakukan?" tanya Tama. Pandu dan Yuda pun segera menghampiri namun bukan untuk memisahkan Rama tapi untuk duduk di sofa dan menonton kejadian itu sambil memakan cemilan di atas meja.
"Terus-terus, Ram. Jangan kasih kendor," ucap Yuda memberi semangat.
"Kalau perlu tarik sampai botak," sambung Pandu.
"Heh! Bukannya bantuin malah disemangatin," ucap Tama kesal.
"AARRGGHHH LEP—LEPASKAN. HEH! LO KIRA KEPALA GUE PADI HAH!" seru wanita itu.
"Heh ondel-ondel ancol, lo ngapain godain papah gue. Bosan hidup lo hah?" tanya Rama emosi.
"Ram udah Ram, lepasin dia," ucap Tama.
"Papah kok belain ondel-ondel ini, sih?" tanya Rama kesal.
"Bukan belain. Cuma nanti rambutnya jatuh. Capek tau bersihinnya. Apalagi kalau nempel di karpet," ucap Tama yang membuat wanita itu melotot. Rama pun melepaskan jambakannya dan langsung menyeret wanita itu keluar.
"Pergi lo dari sini dan lo gue pecat," ucap Rama.
"Loh kok kamu yang pecat. Harusnya 'kan Papah," ucap Tama heran.
"Aku siapa?" tanya Rama.
"Anak Papah," jawab Tama.
"Ya udah berarti Rama juga berhak pecat ini ondel-ondel," jawab Rama sewot.
"Tapi. . . ."
"Apa? Mau melawan? Mau Rama usir?" tanya Rama.
"Btw ini rumah Papah kalau kamu lupa," ucap Tama.
"Btw ini rumah sudah atas nama Rama kalau Papah lupa," jawab Rama mengikuti ucapan sang papah. Sementara Pandu, Yuda dan perempuan yang bernama Vida hanya menjadi penonton perdebatan sengit antara ayah dan anak itu.
"Ngapain lo masih disini? Pergi!!" bentak Rama yang membuat Vida menatapnya tajam.
"Apa? Kenapa mata lo melotot-melotot gitu? Mau guna-guna gue? nggak mempan, yang ada mata lo gue congkel terus gue jual. Lumayan 'kan uangnya buat gue beli skincare," ucap Rama yang membuat nyali Vida menciut dan langsung pergi karena takut matanya dicongkel oleh Rama. Setelah Vida pergi, Rama kembali menatap Tama tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Rebutin Dosen [END]
General FictionKisah seorang mahasiswi semester lima yang memiliki sifat dingin dan juga selalu berekspresi datar. Hidupnya sangat tenang sampai akhirnya dirinya harus berhadapan dengan tiga orang dosen idola yang memperebutkannya. Kira-kira siapa yang akan dipil...