HAI-HAI SEMUA, ORANG GABUT KEMBALI HADIR.....
TERIMA KASIH YANG UDAH SINGGAH DAN BACA CERITA AING. TAPI TINGGALIN JEJAK DONG😔😔. JANGAN KAYA DIA YANG PERGI GITU AJA. UUUPPSSS WKWKW
UDAH DEH LANGSUNG AJA. KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF
💛HAPPY READING💛
Kini David dan Gavin tengah duduk di salah satu cafe bersama seseorang yang mengejutkan mereka di pemakaman. Namun, sejak 15 menit lalu makanan yang terhidang di depan mereka hanya menjadi pajangan, tidak! hanya bagi David dan Gavin saja karena orang di depan mereka nyatanya tengah menikmati makanannya dengan nikmat. Merasa diperhatikan, lantas orang tersebut mengalihkan pandangannya. Seketika itu juga dirinya terkejut karena ditatap penuh intimidasi oleh dua orang di depannya.
"Kenapa, Pak?" tanyanya heran.
"Kamu kok bisa ke pemakaman?" tanya David dan Gavin bersamaan.
"Bapak sendiri ngapain di sana?" tanyanya balik.
"Jangan nanya balik Citra!!" seru David dan Gavin bersamaan yang membuat Citra terkekeh. Memang tadi Citra memergoki dua dosennya dibalik pohon dan langsung menghampirinya. Tanpa pikir panjang, Citra langsung membawa kedua dosennya itu ke cafe. David dan Gavin sendiri hanya pasrah karena takut jika Citra mencurigai mereka.
"Kenapa kamu ketawa?" tanya David dan Gavin kembali bersamaan yang membuat Gavin mendelik.
"Lo bisa nggak, sih, Dav nggak usah ikutin gue. berasa gue ketempelan sama lo," ucap Gavin kesal.
"Lo kira gue setan apa? Gue juga ogah samaan mulu sama jomblo kaya lo," jawab David sewot.
"Heh, Paijo ngaca situ malah karatan. Masih mending gue yah pernah menjalin hubungan sama cewek. Nah lo, jangankan menjalin hubungan, cewek ngedeketin lo aja malas. Buang-buang waktu," cerocos Gavin. Sementara Citra yang melihat dua dosennya sibuk adu mulut hanya diam sambil membalas chat seseorang.
Urusan sudah selesai. Semua aman terkendali.
"Tapi ditikung sahabat sendiri. Makan tuh sahabat," jawab David yang membuat Citra mengalihkan pandangannya dan menatap David dengan tatapan yang tak dapat diartikan. David yang merasa diperhatikan pun mengalihkan pandangannya ke Citra dan pandangan mereka bertemu. Gavin yang melihat pun tersenyum mengejek.
"Pandangan matanya cukup dalam yah Bund, sedalam luka yang ditorehkan gebetan," celetuk Gavin yang membuat David memutuskan pandangannya dan menatap kesal Gavin.
"Gue sih nggak tahu luka dari gebetan itu kaya gimana. Secara gue 'kan jomblo islami," ucap David bangga.
"Jomblo islami itu kaya gimana, Pak?" tanya Citra polos. Belum lagi David menjawab, Gavin sudah membuka suara.
"Jomblo islami itu adalah jomblo yang mau nikah tapi calon aja nggak ada yang mau dekatin," jawab Gavin yang membuat David mendengkus.
"Nggak laku yah, Pak?" tanya Citra polos yang membuat David melongo sementara Gavin sudah tertawa terbahak-bahak.
"Udah-udah nggak usah bahas jomblo, nanti masyarakat se Indonesia raya tersungging," ucap David kesal.
"Tersinggung," ucap Citra dan Gavin bersamaan.
"Ya itulah pokoknya. Jadi, ngapain kamu ada di pemakaman Citra?" tanya David serius.
"Bener itu. Nggak mungkin 'kan kamu cari pesugihan," ucap Gavin asal.
"Yang jelas bukan buat konten Pak," jawab Citra terkekeh yang membuat David dan Gavin berteriak kesal
"CIITTRRAAAA!!!"
***
Saat ini Ben tengah merenung tentang perkataan Ava siang tadi. Sembari menikmati udara malam yang sangat menusuk kulit. Ben terus memacu motornya hingga dirinya tidak sadar kalau sudah berada di jalan yang begitu sepi. Hingga tiba-tiba seseorang berdiri di depannya yang membuat Ben dengan cepat menggerem motornya. Ben pun membuka helmnya dan nampaklah seorang preman di depannya.
"Mau apa lo?" tanya Ben.
"Serahin motor lo sekarang juga," ucap preman itu dengan wajah galaknya.
"Enak banget lo minta-minta. Gue beli motor aja nabung sampai kayang," ucap Ben kesal.
"Gue nggak peduli. Pokoknya lo harus kasih motor itu sekarang juga," ucap preman itu berjalan mendekati Ben.
"Nggak. Mending lo pergi ke habibat lo. Ganggu perjalanan gue aja," ucap Ben kesal.
"Oh lo nolak. Ok, gue akan buat lo menyesal," ucapnya tersenyum misterius.
Prok. . . prok. . .prok
Muncullah beberapa preman tepat di belakang Ben yang membuat Ben terkejut. Para preman itu sudah mengelilingi Ben yang membuat dirinya semakin sulit untuk melepaskan diri.
"Habisi orang itu!" perintah preman itu pada teman-temannya. Para preman itu langsung saja menyerang Ben. Hampir 10 orang yang harus dihadapi Ben. Perkelahian pun tak dapat dihindari. Ben pun melawan 10 orang di depannya seorang diri. Namun, semakin lama tenaganya mulai habis karena dirinya kalah jumlah.
Hingga satu orang preman memukul punggungnya menggunakan balok kayu yang membuat Ben jatuh tersungkur. Ben berusaha untuk bangun, namun para preman itu seolah tak membiarkan Ben bangun. Ben terus dipukuli hingga wajahnya sekarang babak belur dan sudah tak mampu lagi untuk bangun. Saat satu orang preman hendak memukulnya, tiba-tiba terdengar suara tembakan yang membuat semua terkejut. Ditambah lagi suara sirine terdengar yang membuat para preman tersebut langsung berlari terbirit-birit meninggalkan Ben seorang diri.
Ben yang merasa sudah aman segera bangun dan dirinya terkejut karena ada orang yang membantunya duduk.
"Kamu tidak apa-apa?"
BERSAMBUNG. . .
SIAPA TUH YANG NOLONG BEN??
PENASARAN?? IKUTI TERUS KISAHNYA
JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN.
TERIMA GAJAH 😄😄😄
08 APRIL 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Rebutin Dosen [END]
General FictionKisah seorang mahasiswi semester lima yang memiliki sifat dingin dan juga selalu berekspresi datar. Hidupnya sangat tenang sampai akhirnya dirinya harus berhadapan dengan tiga orang dosen idola yang memperebutkannya. Kira-kira siapa yang akan dipil...