Part 12 = Terluka

14.2K 1.5K 32
                                    

HAI-HAI SEMUA
AKHIRNYA AKU BISA UP

MAAF SEMUA AGAK TELAT UPNYA. KARENA AKU AGAK SIBUK WKWKWK

KUY LANGSUNG AJA YAH

KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF

💙HAPPY READING💙















Rumah sakit

Di sepanjang koridor Gavin terus berlari tanpa peduli dengan tatapan kagum kaum hawa yang dilewatinya. Dirinya terus mencari ruangan seseorang tanpa peduli dengan keadaan sang Papah yang tertinggal jauh darinya. Setelah bertanya dengan suster, Gavin segera menuju salah satu ruangan VIP. Begitu sampai di tempat tujuan, tanpa membuang waktu Gavin segera masuk ke dalam ruangan tersebut yang membuat orang di dalamnya terkejut.

"Lo kenapa, Vin? Habis ngejar masa lalu lo?" tanya David yang duduk santai di sofa.

"Loh kok lo malah duduk di sofa, sih, Dav?" tanya Gavin setelah mampu mengatur napasnya.

"Terus, lo mau gue duduk di mana? Kamar mayat," ucap David kesal.

"Bukannya lo bilang kalau lo di rumah sakit?" tanya Gavin heran.

"Makanya kalau orang ngomong tunggu sampai selesai. Badan doang yang berkembang tapi otak nggak," celetuk Malik yang sedari tadi diam.

"Gue memang ke rumah sakit tapi, bukan gue yang sakit," ucap David.

"Siapa?" tanya Gavin.

"Saya segede gentong gini masa nggak lihat," celetuk seseorang yang membuat Gavin menoleh.

"Lo si. . . ."

Brak

"HEH BOCAH INGUSAN, BAGUS AMAT YAH KAMU NINGGALIN PAPAH. KAMU KIRA PAPAH GEBETAN KAMU YANG MAIN ASAL TINGGAL HAH!!" teriak papah Gavin yang membuat semuanya terkejut.

"ASTAGA, TAMA LO DI MANA-MANA TERIAK MULU. TULI GUE LAMA-LAMA," ucap seseorang.

"Loh Rudy?? Lo ngapain disini? Cari gebetan," ucap Tama seraya mendekati orang itu.

"Lo mau gue dikebiri sama Inka?" tanya Rudy kesal.

"Ehheeemm dunia serasa milik berdua yang lain ilusi," sindir seseorang yang tak lain adalah Nada.

"Lah ini siapa, Rud? Astaga Rudy!! mainan lo daun muda. Tapi, nggak gitu juga kali Rud, ini sih kemudaan," ucap Tama yang membuat Rudy melotot dan langsung menjitak kepala Tama.

"Lo yah, dari dulu kalau ngomong bablas mulu kek mobil rem blong. Ini anak gue si Nada, masa lo lupa sih. Maka dulu sering lo culik dan lo sembunyiin kek kunti," ucap Rudy kesal.

"ASTAGA INI NADA. WAH UDAH BESAR SEKARANG. DULU WAKTU KECIL SUKA BANGET NEMPEL DI KETEK OM," teriak Tama histeris yang kembali membuat semuanya menutup telinga. Gavin yang kesal pun melempar bantal sofa kepada sang papah.

"Tolong yah saudara Tama, dikondisikan. Ini rumah sakit bukan lapangan sepak bola. Teriak mulu dari tadi orang tua satu ini, heran saya," ucap Gavin dramatis seraya memijit dahinya.

"Heh kamu itu anak kandung Papah atau anak pungut sih. Perasaan sewot mulu kek ketemu mantan gebetan," ucap Tama kesal.

"Udah-udah Om. Kasihan Nada daritadi bingung lihatin om," celetuk David yang sedari tadi diam. Yang membuat Gavin dan Tama langsung menoleh ke arah Nada.

"Kamu kenapa, Nak? Mau sesuatu?" tanya Rudy heran.

"Pah," panggil Nada

"Iya sayang, mau apa?" tanya Rudy.

"Teman Papah ini sindikat penjual anak atau om-om pedofil?"

*****

Sesudah membuat keributan di ruangan Nada, Tama menjadi haus dan langsung menarik Rudy ke kantin yang tentu saja mendapat umpatan dari Rudy. Di sepanjang koridor Rudy terus saja menggerutu, dan aksi kedua orang tua itu tak luput dari orang-orang yang mereka lewati. Tama yang jengah akan gerutuan Rudy pun refleks menjitak kepala Rudy yang membuat si empunya kepala mendelik.

"Lo kenapa sih ngedumel. Kek anak perawan diculik aja lo," sungut Tama.

"Habisnya lo jitak kepala gue. Lo kira kepala gue ketok mejik apa," ucap Rudy kesal.

"Magic somplak bukan mejik," ralat Tama.

"Nggak bisa bahasa enggres," jawab Rudy sewot.

"Dih bahasa lo kek anak muda aja. Umur juga udah mau setengah abad," ucap Tama tengil.

"Muka gue ini baby face emangnya lo babi face," jawab Rudy yang membuat Tama ingin mencekiknya. Namun hal itu diurungkan sebab seorang laki-laki bermasker tak sengaja menabrak bahu Tama yang membuatnya terkejut. Tama yang melihat barang orang tersebut terjatuh lantas langsung membantunya.

"Maaf saya tidak sengaja," ucapnya seraya menunduk sambil mengambil barang-barangnya.

"Iya tidak apa-apa," jawab Tama.

Setelah semua barang yang dibawa orang tersebut rapi, Tama kembali bersuara "Untuk apa kamu membawa alat lukis ini?" tanya Tama heran.

"Mamah saya ingin gambar pemandangan matahari tenggelam yang langsung dilihat dari atas gedung," jawabnya yang membuat Tama hanya mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi Om," pamitnya yang langsung meninggalkan Rudy dan Tama. Kening Tama menyerit ketika melihat temannya yang seperti memikirkan sesuatu.

"Lo mikirin apa Rud?" tanya Tama yang membuat Rudy tersadar.

"Gue seperti pernah ketemu dia," ucap Rudy. Belum lagi Tama bersuara, tiba-tiba ada suara lain yang menyapa mereka.

"Kalian ngapain di sini?"

BERSAMBUNG. . .

NAH SIAPA TUH KIRA-KIRA YANG DITABRAK SAMA PAPAH TAMA??

PENASARAN? IKUTI KISAHNYA

JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN

TERIMA GAJAH😄😄😄
30 MARET 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang