Part 44 = Cerita Ben

6.6K 895 134
                                    

HAI-HAI SEMUA, AKU KEMBALI UP!!

GIMANA, ADA YANG MASIH NUNGGUIN? SILAKAN KOMEN.

AKU AKAN UPLAGI KALAU UDAH 170 K DAN KOMENNYA LEWAT DARI SERATUS. TAPI JANGAN KEBANYAKAN SPAM NEXT HEHEHE.

KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF




💚HAPPY READING💚


















Kini terlihat seorang laki-laki tengah duduk di sebuah ruangan. Laki-laki itu nampak menonton televisi sambil meminum teh hangatnya. Hingga terdengar suara ketukan pintu dan nampaklah seorang bodyguard bertubuh besar dan berpakaian hitam berjalan ke arahnya.

"Ada apa?" tanya laki-laki itu tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ava sudah sadar, tuan," ucap bodyguard itu. Hal itu membuat gerakan laki-laki yang hendak minum teh itu terhenti.

"Bagaimana keadaannya?" tanyanya.

"Keadaan Ava sudah mulai membaik Tuan. Mungkin beberapa hari lagi dia sudah boleh pulang," jawab bodyguard tersebut.

"Baiklah. Kamu terus awasi saja mereka dan jangan sampai lengah," ucapnya.

"Baik Tuan. Saya permisi," pamit laki-laki itu. Setelah pintu tertutup, laki-laki itu menghela napas kasar.

"Sekarang lo boleh bersenang-senang, Ava karena gue tidak akan menyerang lo. Tetapi, jika keadaan sudah lengah, lo akan habis ditangan gue," gumamnya seraya tertawa jahat.

"Tunggu tanggal mainnya, Ava."

***

Malam ini Inka dan Rudy akan berkunjung ke rumah Tama karena ada beberapa hal yang harus dibahas. Untuk urusan Ava mereka sudah menyuruh Nada dan teman-temannya menjaga Ava karena Ava tidak ingin dijaga oleh para dosen yang tadi sempat berdebat di rumah sakit. Tak lupa juga Rudy memerintahkan orang suruhannya untuk berjaga di sekitar rumah sakit tanpa sepengetahuan Ava dan musuh tentunya.

Hampir setengah jam akhirnya mereka sampai di rumah Tama. Sesampainya mereka di depan pintu, pemandangan tak biasa mereka temukan. Terlihat kini Gavin, Rama, dan Tama tengah bermasker ria dan Ben yang bertugas meratakan masker mereka. Sementara Tina tengah menonton kartun Boboiboy. Inka dan Rudy melongo melihat keluarga absurd itu.

"Astaga Tama, lo ngapain pakai masker? Percuma, Tam percuma. Masker nggak akan menghilangkan kerutan yang ada di wajah lo. Terima nasib aja kalau udah tua, Tam," omel Rudy yang membuat satu keluarga itu menoleh.

"Biar aja, Rud. Dengan begitu dia nggak ngoceh. Sakit kepalaku dengan rengekannya dari tadi pagi," ucap Tina yang membuat Tama melotot. Saat Tama hendak membuka suara, Ben menyelanya.

"Om jangan ngomong, nanti maskernya retak. Capek tau rapiinnya," ucap Ben yang membuat Tama tidak jadi berbicara. Inka dan Rudy yang melihat itu hanya terkekeh.

"Oh iya silakan duduk. Kalian mau minum apa?" tanya Tina pada Inka dan Rudy.

"Terserah aja, tetapi yang dingin yah," jawab Rudy.

"Oke. Ben buatkan Papah sama Mamahmu minum dulu, Nak," perintah Tina yang membuat Ben pun menghentikan aktivitasnya lalu beranjak ke dapur.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang