Part 11 = Curhat

15.1K 1.6K 30
                                    

HAI-HAI NETIZEN, AING KEMBALI HADIR NIH

TERIMA KASIH YANG UDAH SEMPATIN WAKTUNYA BUAT BACA CERITA AING YANG ABSURD INI

KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF YAH

💛HAPPY READING💛









Suasana restoran Jepang kini sedikit ramai akibat pekikkan pengujung yang terkejut karena teriakan Gavin. Bahkan ada beberapa diantaranya yang menahan tawa karena kalimat latah yang diucapkan Gavin. Gavin yang merasa menjadi pusat perhatian pun hanya tersenyum canggung sambil meminta maaf. Netra matanya langsung menatap tajam orang di depannya yang masih tertawa. Sementara orang yang ditatap berusaha menghentikan tawanya. Setelah tawanya reda, orang itu mulai meminum es teh manis Gavin dengan santai yang membuat Gavin mengdengkus.

"Lo kenapa, sih? Gue lihat kaya banyak pikiran amat?" tanya orang itu yang membuat Gavin menghela napas.

"Gue merasa bersalah, Dav?" ucap Gavin pada orang di depannya yang tak lain adalah David. Memang Gavin mengajak makan siang David dan Malik. Perlu diketahui jika mereka adalah tiga serangkai dosen idola Universitas Bima Sakti. Ketigannya sudah bersahabat dari bangku kuliah. Oleh karena itu tak heran jika mereka terlihat sangat akrab seperti saudara.

"Kali ini gadis mana lagi yang lo jadiin korban?" tanya David yang membuat Gavin mendelik.

"Eh pokemon aer, gue udah tobat yah semenjak gue kena karma. Sampai sekarang gue nggak pernah lagi yang ngebet cewek," jawab Gavin sewot.

"Lo nggak belok 'kan?" tanya David hati-hati yang membuat mata Gavin melotot.

"Gue lurus, Dav lurus. Saking lurusnya gue yang malah ditikung," jawab Gavin kesal yang membuat David terkekeh dan memakan sushi milik Gavin tanpa dosa.

"Itu makanan gue David!! Muka doang ganteng, tapi kere," cibir Gavin.

"Ok-ok gue pesan makanan gue. Awas aja lo minta makanan gue," ancam David.

"Enak aja. Makanan lo makanan gue juga," ucap Gavin santai.

"Dasar nggak tahu diri," sindir David sambil berlalu memesan makanan. Gavin yang mendengar pun hanya terkekeh sambil memakan sushinya. Hingga tiba-tiba seseorang kembali menggebrak meja untuk kedua kalinya yang membuat Gavin yang tengah menyantap sushinya tersedak. Lantas David yang baru sampai langsung panik dan tanpa pikir panjang dirinya langsung mengambil mangkok yang berisi ramen dan langsung menyodorkannya pada Gavin. Seketika itu juga Gavin berteriak.

"AAAAAA PANAS, KENAPA LO KASIH GUE KUAH RAMEN YANG PANAS INI SIH DAVVIIDD!!" teriak Gavin yang membuat David terkejut.

"Ya namanya juga panik, Vin. Daripada lo mati keselek 'kan lebih nggak lucu lagi," ucap David.

"Lo juga datang-datang main gebrak meja. Lo kira ini meja gendang buat lo dangdutan," ucap Gavin kesal.

"Alay lo," jawabnya yang membuat mata Gavin membulat.

"HEH MALIK OON, LO NGGAK LIHAT GUE TADI KESELEK HAMPIR MATI HAH!!" teriak Gavin yang membuat pengunjung menutup telinga karena suara menggelegar Gavin.

"Sabar, Vin sabar. Orang sabar pacarnya banyak," ucap David seraya mengelus punggung Gavin.

"LO PIKIR GUE PLAYBOY!!" teriak Gavin yang membuat David terkejut.

"Berisik," celetuk Malik menatap tajam Gavin yang membuat Gavin langsung tersadar atas kelakuannya dan kembali meminta maaf.

"Lo kenapa, sih, Lik? Muka lo kusut kaya benang layangan sepupu gue," ucap David yang membuat Malik menghela napas kasar.

"Gue diusir pas ngajar di kelas," ucap Malik yang membuat David dan Gavin terkejut.

"Seriusan lo?" tanya David tak percaya.

"Kapok lo kena karma," cibir Gavin yang membuat Malik mendelik.

"Siapa yang berani ngusir lo?" tanya David yang mencoba mengalihkan perhatian Malik.

"Gue nggak tahu namanya," jawab Malik santai sambil memakan sushi milik David yang baru datang.

"Tumben. Biasanya lo paling hapal sama mahasiswa yang mencari masalah sama lo," sambung Gavin.

"Karena gue nggak sempat absen," jawab Malik.

"Tapi gue udah tandain itu anak," sambung Malik.

"Gue penasaran siapa orang yang berani lawan Malik si mulut pedas," ucap David sambil terkekeh.

"Ya udah cepetan habisin makanan kalian. Bokap gue undang kalian main ke rumah malam ini," ucap Gavin. Akhirnya ketiganya pun menyantap makanan yang di pesan David dengan santai hingga sore hari.

****

Saat ini David sedang dalam perjalanan menuju rumah Gavin. Ketiganya memang berpisah setelah keluar dari restoran. David memutuskan untuk lebih dulu menuju rumah Gavin karena Gavin dan Malik harus ke kampus terlebih dahulu sebab ada barang yang harus diambil. Untuk menghindari kemacetan, David memutuskan melewati jalan pintas. Namun, ketika dirinya tengah melewati jalan sepi, mobilnya tiba-tiba berhenti yang membuat David berdecak.

"Astaga, gue lupa isi bensin," ucap David setelah tahu penyebab mobilnya mogok. David pun memutuskan keluar dari mobil sambil menelpon Malik untuk membawakannya bensin. Setelah selesai menghubungi Malik, David kembali hendak masuk ke dalam mobil. Namun, tiba-tiba datang tiga orang sambil menodong senjata tajam.

"Ka-kalian ma-mau apa?" tanya David gugup.

"Serahin barang-barang lo," ucap salah satu preman.

"Kalau gue nggak mau?" tanya David.

"Ya lo tinggal pilih harta atau nyawa lo," jawabnya sambil menodong David dengan pisau.

David yang takut langsung mengambil dompetnya di dalam mobil. Namun, pergerakan David terhenti karena suara seseorang.

"HEH CURUT NGAPAIN LO?" teriaknya yang membuat tiga preman tersebut menoleh.

"Bukan urusan lo," jawab salah satu preman garang.

"Nggak usah sok galak lo. Muka kaya pisang bonyok aja bangga," ucapnya yang membuat ketiga preman tersebut marah dan berjalan mendekatinya.

"Apa mau lo?" tanya preman itu bersamaan.

"Banyak bacot lo kek petanya Dora," ucapnya yang langsung membogem salah satu preman hingga tersungkur.

Perkelahian pun tak terelakkan. David yang melihat kejadian itu pun panik. Mau mendekat tapi takut karena David tak ahli bela diri. David terus mondar mandir hingga mobil Malik datang. Tepat saat Malik menghampiri David, suara teriakan terdengar

"AAARRKKKHHH." 

BERSAMBUNG. . .

KIRA-KIRA SIAPA TUH YANG NOLONGIN DAVID??

PENASARAN?? IKUTI TERUS CERITANYA

JANGAN LUPA BACA,VOTE, DAN KOMEN

TERIMA GAJAH😄😄😄
27 MARET 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang